kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AFPI: Bakal ada 45 entitas fintech P2P lending baru yang mendaftar ke OJK


Selasa, 24 September 2019 / 18:05 WIB
AFPI: Bakal ada 45 entitas fintech P2P lending baru yang mendaftar ke OJK
ILUSTRASI. AFPI: Riset Indef tunjukkan P2P lending berkontribusi Rp 60 triliun kepada PDB Indonesia


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis peer to peer (P2P) lending semakin menarik pelaku baru memasuki bisnis pinjam meminjam secara digital. Namun agar berstatus legal para pemain harus tercatat dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator bisnis ini.

Namun, sebelum terdaftar di regulator, calon pemain fintech peer to peer lending harus mendapatkan rekomendasi dari Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Ketua Harian AFPI Kuseryansyah bilang telah mengeluarkan rekomendasi bagi 45 calon pemain baru.

Baca Juga: Alumnia buka urun dana untuk teknologi biokonversi

Hingga saat ini sudah terdapat 127 entitas fintech P2P lending terdaftar dan 7 entitas diantaranya sudah mengantongi izin dari regulator. 

“Kalau dari Asosiasi kita sudah memberikan rekomendasi sekitar 45 calon ke OJK. Mereka udah lulus seminar untuk sertifikasi. Sudah kita keluarkan surat keterangan bagi mereka untuk berangkat ke OJK,” ujar Kusersyansyah di Indonesia Fintech Summit & Expo 2019.

Lanjut Ia, dari 45 calon pemain ini tidak hanya berasal dari Jabodetabek saja. Bahkan dari pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sulawesi. Kusersyansyah menyatakan adanya calon pemain dari pulau Jawa, tak terlepas dari upaya asosiasi dan pemain terus menyosialisasikan mengenai fintech ke berbagai daerah.

Baca Juga: Masih ada fintech salahgunakan data nasabah, AFPI jatuhkan sanksi

“Sosialisasi yang rutin kita lakukan itu menyasar edukasi perlindungan konsumen bagi peminjam. Kedua, bertujuan bagi calon pemberi pinjaman untuk masuk ke dalam platform fintech untuk memberikan pinjaman. Ketiga, agar orang membuka platform p2p lending,” jelas Kusersyansyah.

Berdasarkan data OJK akumulasi jumlah pinjaman fintech hingga Juli 2019 sebesar Rp 49,79 triliun naik 119,69% year to date (ytd) dari Desember 2018 sebesar Rp 22,66 triliun.

Jumlah pinjaman dari Pulau Jawa masih mendominasi dengan total Rp 42,74 triliun. Sementara, dari luar Pulau Jawa jumlahnya hanya Rp 7,04 triliun.

Sampai Juli 2019, outstanding pinjaman ada di angka Rp 8,73 triliun. Jumlah ini naik secara ytd sebesar 73,11%. Jumlah akumulasi rekening lender per Juli 2019 sebanyak 518.640. Angka ini naik 149,95% secara ytd.

Baca Juga: AFPI: Fintech P2P lending berkontribusi Rp 60 triliun ke PDB Indonesia

Walau demikian, tingkat wanprestasi 90 hari (TWP90) fintech lending terpantau meningkat. Per Juli 2019 persentasenya sebesar 2,52%. Persentase ini naik 73,12% secara ytd. Padahal, bulan sebelumnya angkanya cukup landai di 1,75%.

Dus, angka TKB90 dari industri fintech lending yang dicatat OJK turun sebanyak 1,08% secara ytd. Presentasi TKB90 per Juli 2019 ada di angka 97,48%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×