Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Beberapa bank mulai mengurangi penempatan dananya di Bank Indonesia (BI). Salah satu alasannya adalah untuk membiayai penyaluran kredit akibat pengetatan likuiditas. Dus, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) tetap terjaga.
Bank Tabungan Negara (BTN), misalnya, mencatat penurunan penempatan dana di BI sebesar 25% year-on-year (yoy) per kuartal I 2014, yakni menjadi Rp 15,25 triliun. Pada akhir Maret tahun lalu, jumlahnya masih sebesar Rp 20,21 triliun. Meski begitu, manajemen BTN akan menjaga penempatan dana di BI minimal Rp 5 triliun untuk kesehatan likuiditasnya.
Bank pelat merah ini mengurangi dananya di BI demi membiayai kebutuhan kredit yang ditargetkan tumbuh 15% hingga 17% pada tahun 2014. "Itu kelebihan dana yang sudah kami siapkan untuk membiayai kredit tahun ini," kata Mansyur Nasution, Direktur BTN, Rabu (7/5) lalu. Sebagai perbandingan, pada kuartal I 2013, penempatan dana di BI naik 42% ketimbang per Maret 2012 sebesar Rp 14,25 triliun.
Penempatan dana BTN di BI masih menyusut karena dua bulan ke depan pengetatan likuiditas belum berakhir. Dus, bank lebih baik menarik dananya di BI untuk membiayai kredit ketimbang mencari dana pihak ketiga (DPK) di pasar yang membutuhkan biaya tinggi untuk membayar bunga simpanan.
Pada Maret 2014, kredit BTN tumbuh 20,24% menjadi Rp 103 triliun. Sedangkan DPK naik 17,44% menjadi Rp 102 triliun.
Bank Central Asia juga mencatat penyusutan dana di BI sebesar 36% (yoy) menjadi Rp 36,94 triliun per akhir Maret lalu. Namun, Branko Windoe, Head of Treasury BCA mengaku, penurunan itu bukan karena kesulitan likuiditas. Yang terjadi adalah BCA memindahkan sebagian dana dari term deposit (TD) di BI ke reverse repo surat utang negara (RR-SUN) BI. "Jika ditotal, selisihnya kira-kira Rp 5 triliun," imbuhnya.
Ke depan, bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini memproyeksikan penempatan dana di BI naik tipis disesuaikan dengan lelang yang tersedia. Misalnya, BI menyediakan lelang RR-SUN secara besar. Jika ruang lelang surat berharga relatif kecil, BCA akan mencari alternatif untuk menempatkan kelebihan likuiditasnya.
Sedangkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kenaikan penempatan dana di BI sebesar 1,75% (yoy) menjadi Rp 58,74 triliun per akhir Maret 2014, dibandingkan posisi Rp 57,16 triliun per akhir Maret 2013. Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, bilang, saat ini likuiditas bank sudah ketat.
Hal itu tecermin dari bunga simpanan bank, serta rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) bank yang naik, bahkan melewati 90%.
Bank Mandiri juga mencatat kenaikan penempatan dana di BI sebesar 9,44% (yoy) menjadi Rp 58,98 triliun per Maret 2014. Royke Tumilaar, Managing Director Tresury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, mengklaim Mandiri mengalami kelebihan likuiditas sehingga penempatan dana di BI naik. "Kelebihannya memang tidak banyak, tapi akan tetap kami jaga," tandas Royke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News