kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,60   4,88   0.55%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agregat Pinjaman Industri P2P Lending Per April 2023 Capai Rp 601,41 Triliun


Rabu, 14 Juni 2023 / 05:35 WIB
Agregat Pinjaman Industri P2P Lending Per April 2023 Capai Rp 601,41 Triliun
ILUSTRASI. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat agregat pinjaman yang telah disalurkan perusahaan peer to peer (P2P) lending hingga April 2023 mencapai Rp 601,41 triliun.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat agregat pinjaman yang telah disalurkan perusahaan peer to peer (P2P) lending hingga April 2023 mencapai Rp 601,41 triliun.

"Kami sudah menyalurkan agregat Rp 601 triliun sejak 2017," ucap Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (13/6).

Kuseryansyah menerangkan sejak 2017, industri fintech P2P lending juga telah mencatatkan 1,03 juta lender. Adapun lendernya berasal dari ritel, individual, institusional, dan super lender yang non perbankan.

Dia menyebut dari 102 perusahaan yang telah mengantongi izin OJK terbanyak berasal dari ritel lender.

Selain itu, dia juga menyampaikan industri telah meraih 111,2 juta entitas borrower atau peminjam hingga April 2023.

Baca Juga: AFPI: Masuknya Fintech Baru Bisa Memperkuat Industri P2P Lending

AFPI juga mengungkapkan outstanding pinjaman P2P lending hingga April 2023 mencapai Rp 50,5 triliun. Ditandai dengan Tingkat Keberhasilan Bayar (TKB) pada hari ke-90 berada di level 97,18%.

Kuseryansyah mengatakan outsanding pinjaman memperlihatkan kondisi yang menurun dari Januari 2023 yang sebesar Rp 18,73 triliun. Adapun pada Februari 2023 hanya mencapai senilai Rp 18,22 triliun dan Maret 2023 sebanyak Rp 19,73 triliun.

Dia juga menerangkan TKB90 pada April 2023 ikut menurun dari 97,25% pada Januari 2023 menjadi 97,31% pada Februari 2023 dan 97,19% pada Maret 2023.

Rasio kredit bermasalah juga mengalami kenaikan sebesar 0,5% pada April 2023, jika dibandingkan April 2022. Meskipun mengalami kenaikan, dia mengatakan masih dalam kondisi yang wajar. Dia menyebut kenaikan itu disebabkan masih adanya efek sisa dari pandemi Covid-19.

Baca Juga: AFPI: Merger Bisa Dilakukan Perusahaan Fintech untuk Penuhi Syarat Permodalan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×