Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. Penyaluran kredit pada akhir Agustus lebih lambat dari bulan sebelumnya. Rinciannya, pada Juli mencapai 25,2% secara year on year (yoy), per akhir Agustus menjadi 23,6%.
“Perlambatan terutama terjadi di kredit modal kerja yang hanya tumbuh 23,2%,” terang Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Kamis (11/10). Satu bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit modal kerja mencapai 27,3%.
Deputi Gubernur Halim Alamsyah melengkapi penjelasan Darmin, bahwa perlambatan kredit modal kerja ini terjadi karena banyak perusahaan besar di Indonesia yang berhati-hati dalam berekspansi.
"Terutama untuk perusahaan yang berorientasi adalah ekspor. Mereka cenderung menahan diri untuk menarik kreditnya dan itu sudah terlihat di beberapa bank besar yang melayani kredit korporasi," jelasnya.
Dalam periode yang sama, BI mencatat kredit sektor konsumsi tumbuh relatif stabil yaitu 19,9% (yoy). Bahkan kredit investasi tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 29,8% (yoy).
BI berharap, ke depan pelemahan yang terjadi tidak berlanjut mengingat permintaan domestik saat ini masih tinggi. "Kredit tahun ini diperkirakan tetap tumbuh di kisaran 23%-25%," tutur Halim. Itu berarti, bank sentral belum merevisi target pertumbuhan kredit tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News