Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menjadi pengendali dengan kepemilikan 51,2% hasil merger bank syariah BUMN.
Alasannya, entitas anak perseroan yang akan menggabungkan diri yaitu PT Bank Mandiri Syariah punya ekuitas paling tinggi dibandingkan PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRI Syariah yang merupakan entitas penerima penggabungan (surviving entity).
“Dengan penggabungan ini, maka Bank Mandiri akan menjadi pengendali atas BRI Syariah. Sementara Pemerintah Republik Indonesia secara tidak langsung tetap menjadi pengendali BRI Syariah. Sehingga penggabungan menyebabkan perubahan pengendalian secara langsung namun tak mengubah pengendalian tidak langsung,” tulis mereka dalam rancangan merger, Rabu (21/10).
Baca Juga: Bank syariah BUMN mau merger, siapa induk usaha yang paling diuntungkan?
Adapun berdasarkan penilaian wajar, nilai valuasi Bank Mandiri Syariah tercatat senilai Rp 16,33 triliun atau setara Rp 27.321 per saham. Sementara valuasi BNI Syariah Rp 7,99 triliun setara Rp 2.734.726 per saham. Sedangkan BRI Syariah bervaluasi Rp 7,59 triliun setara Rp 781,29 per saham.
Sementara per 30 Juni Bank Mandiri Syariah telah menerbitkan saham 597.804.387 saham, BRI Syariah 9.716.113.498 saham, dan BNI Syariah 2.921.335 saham
Valuasi masing-masing entitas dikali jumlah saham terbit ini yang kemudian jadi acuan menentukan konversi saham buat merger. Hasilnya satu saham Bank Mandiri Syariah setara 34,9700 saham BRI Syariah, sedangkan satu saham BNI Syariah setara 3.500,2767 saham BRI Syariah.
Dengan demikian, jumlah saham yang diterbitkan BRI Syariah pascamerger adalah 40.846.813.743 saham, hasil dari penjumlahan jumlah saham BRI Syariah sebelum merger ditambah konversi saham Bank Mandiri Syariah, dan BNI Syariah.
Selanjutnya: Bank Mandiri kendalikan bank syariah BUMN hasil merger
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News