Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Layanan uang elektronik milik ustadz Yusuf Mansur, Paytren menargetkan nilai transaksi yang fanastis hingga di penutup tahun 2018. Produk yang dikelola PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) ini menargetkan nilai transaksi mencapai Rp 30 triliun.
CEO Treni Hari Prabowo yakin, pihaknya bisa memenuhi target tersebut. Target nilai transaksi Rp 30 triliun itu sejalan dengan target 10 juta pengguna di akhir tahun. Saat ini rata-rata transaksi sekitar Rp 7 miliar – Rp 8 miliar per hari.
“Insya Allah target itu bisa dicapai dengan izin Allah tentunya. Dan target total transaksi sebesar Rp 30 triliun hanya untuk layanan uang elektronik di PayTren,” kata Hari kepada Kontan.co.id, Sabtu (12/8).
Sampai dengan Sabtu (11/8), jumlah pengunduh Paytren mencapai 4,62 juta. Sedangkan pengguna aktif hingga Juli 2018, sekitar 1,64 juta.
Maka untuk memenuhi target tersebut, Paytren akan melakukan promosi kepada 4,62 juta pengunduh dan dilakukan secara bertahap. Kemudian, meningkatkan layanan dan melakukan promosi ke pengguna baru yang rata-rata mencapai 1.000-1.500 per hari.
Paytren juga bakal merilis layanan pembayaran dengan teknologi quick response (QR) setelah Bank Indonesia (BI) menyiapkan infrastruktur dan aturannya. Paytren telah mendapatkan izin dari pengembangan QR Code dan masih terbatas digunakan di BelanjaQu.co.id. “Kami sudah menerapkan di BelanjaQu.co.id dan untuk merchant masih menunggu standarisasi dari Bank Indonesia,” kata Hari.
Menurutnya, pembayaran menggunakan QR Code dinilai lebih mudah dan efisien dalam proses bertransaksi. Selain QR Code, Treni bakal meluncurkan layanan lainnya, yaitu remitensi, transaksi lintas batas, layanan keuangan digital (branchless banking), transfer dana, aggregator pembayaran tagihan, agen penjualan reksadana dan layanan uang elektronik lainnya.
Hingga saat ini, pengguna Paytren sudah tersebar di berbagai negara dan mayoritas berada di Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Singapura, Timur Tengah dan Korea Selatan. Sementara sisanya, dari Amerika Serikat, Brunai, Jepang, Jerman, Belanda dan Qatar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News