kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anjloknya nilai tukar Rupiah menjadi alasan harga Bank Permata menyusut


Selasa, 21 April 2020 / 15:56 WIB
Anjloknya nilai tukar Rupiah menjadi alasan harga Bank Permata menyusut
ILUSTRASI. Anjloknya nilai tukar Rupiah menjadi alasan harga Bank Permata menyusut./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/13/07/2018.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Depresiasi nilai Rupiah terhadap Dolar AS diakui Standard Chartered jadi salah satu alasan menurunnya harga PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang bakal dilego ke Bangkok Bank.

Senin (20/4) kemarin Standard Chartered bersama PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan Bangkok Bank teken amendment letter terkait transaksi saham Bank Permata.

Baca Juga: Amendment letter diteken, nilai akuisisi Bank Permata berubah menjadi 1,63 kali PBV

Dalam amendment letter tersebut, ketiga pihak sepakat menurunkan harga jual menjadi 1,63% kali book value. Nilai ini berkurang dibandingkan harga pada penandatanganan perjanjian jual beli saham 12 Desember 2019 lalu yang menyepakati harga jual 1,77 kali book value.

Meski demikian, amendment letter hanya akan berlaku penyelesaian transaksi paling lama dilakukan hingga Juni 2020. lewat dari tenggat tersebut, amendment letter dinyatakan batal, dan transaksi akan kembali mengacu kepada perjanjian 12 Desember 2019.

Dalam keterangan resminya, Selasa (21/4) Standard Chartered bilang penurunan harga jual tersebut juga bakal mengurangi nilai yang akan hingga 18% dibandingkan kesepakatan Desember 2019 lalu.

“Estimasinya ada pengurangan 18% dibandingkan kesepakatan pada Desember 2019. Ini disebabkan oleh beberapa revisi penilaian, pengurangan ekuitas pemegang saham Bank Permata karena adopsi IFRS 9, dan depresiasi Rupiah terhadap Dolar AS baru-baru ini.

Baca Juga: Melihat status utang perusahaan BUMN ke perbankan saat pandemi corona melanda

Mengacu harga 1,63 book value, Standard Chartered akan menerima Rp 17 triliun atau setara US$ 1,06 miliar, nilai tersebut masih lebih besar US$ 0,3 miliar dibandingkan nilai tercatat Standard Chartered di Bank Permata. Astra juga akan menerima nilai serupa, mengingat kedua pihak masing-masing bakal melepas 44,56% kepemilikannya di Bank Permata.

Adapun Standard Chartered menambahkan acuan harga 1,63% book value akan buat modal tier 1 mereka meningkat 40 bps, dan mengurangi aset tertimbang menurut risiko (ATMR) sekitar US$ 9,1 miliar. Pun ada dekonsolidasi ekuitas senilai US$ 0,5 miliar.

“Dampak dari transaksi akan dimasukkan dalam item yang dinormalisasi untuk menentukan kinerja grup. Karena transaksi diharapkan akan ditutup di masa mendatang, dampak aktual terhadap modal tier 1 akan ditentukan pada saat penyelesaian,” sambung mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×