kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Artajasa investasi US$ 3,74 juta untuk kartu chip


Sabtu, 09 Juni 2012 / 08:49 WIB
Artajasa investasi US$ 3,74 juta untuk kartu chip
ILUSTRASI. Anggota militer Rusia berbaris selama parade militer pada Hari Kemenangan, yang menandai peringatan 76 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Lapangan Merah di pusat Moskow, Rusia, 9 Mei 2021.


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Artajasa Pembayaran Elektronis tampaknya sudah siap mengimplementasikan ketentuan Bank Indonesia (BI) mengenai penggunaan ATM berteknologi chip. Operator jaringan ATM Bersama itu optimistis, seluruh mesin ATM miliknya dapat memproses transaksi kartu ATM ber chip sebelum tahun 2015 mendatang.

Arya Damar, Direktur Artajasa, mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan alat pembaca kartu chip untuk 37.409 ATM. "Biayanya berkisar US$ 50 hingga US$ 100 per mesin," ujarnya, Kamis (7/6) lalu. Jadi total investasi untuk migrasi ini antara US$ 1,87 juta hingga US$ 3,74 juta.

Arya melanjutkan, peranti baru tersebut nantinya dapat digunakan kartu ATM lama maupun kartu dengan teknologi chip. Setelah resmi migrasi ke chip, barulah Artajasa menonaktifkan kartu lama, sehingga alatnya hanya bisa menerima ATM chip.

Namun, inovasi baru ini akan terwujud setelah industri perbankan siap dan mendistribusikan kartu ATM chip secara merata. Maklum, Artajasa hanya berperan sebagai penyedia infrastruktur sistem pembayaran.

Sekadar informasi, hingga kini, terdapat 78 bank anggota jaringan ATM Bersama. Itu belum termasuk institusi lain yang bermitra dengan Artajasa dalam sistem pembayaran, seperti Telkomsel, dan Mandiri E-Toll.

Artajasa mencatat, transaksi lewat jaringan miliknya rata-rata tumbuh 20% sampai 30% per tahun. "Sampai saat ini, dominasi transaksi terbanyak adalah berupa transaksi transfer antarbank," imbuh Arya.

Sebelumnya, Bank Mandiri sudah siap melakukan migrasi kartu ATM dari magnetic ke teknologi chip. "Tahun depan, seluruh infrastrukturnya sudah siap untuk migrasi ke kartu chip," terang Budi Gunadi Sadikin, Direktur Mikro dan Ritel Bank Mandiri.

Persiapan tersebut sudah berlangsung sejak dua tahun belakangan, baik kartu di mesin ATM maupun di mesin electronic data capture (EDC). Untuk nilai investasi, bank terbesar di tanah air ini rela merogoh kocek sekitar Rp 70 juta per unit ATM, dan sebesar US$ 300 per unit EDC.

Saat ini, dari total 10.093 unit mesin ATM Bank Mandiri, hanya antara 500 – 1.000 unit ATM yang belum bisa membaca kartu chip. Sementara, untuk mesin EDC, baru 2.000 unit yang belum bisa membaca kartu chip dari total 110.000 EDC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×