kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.219   -39,00   -0,24%
  • IDX 7.104   7,24   0,10%
  • KOMPAS100 1.061   -1,37   -0,13%
  • LQ45 835   -0,87   -0,10%
  • ISSI 215   0,34   0,16%
  • IDX30 426   -0,30   -0,07%
  • IDXHIDIV20 514   0,72   0,14%
  • IDX80 121   -0,16   -0,13%
  • IDXV30 125   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Artha Prima bidik target pembiayaan minimal


Kamis, 10 April 2014 / 13:25 WIB
Artha Prima bidik target pembiayaan minimal
ILUSTRASI. Penyebab Sembelit yang Wajib Diketahui, Salah Satunya Menahan BAB


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pelambatan di industri kendaraan bermotor membayang-bayangi kinerja perusahaan pembiayaan, salah satunya adalah PT Artha Prima Finance. Perusahaan ini memproyeksikan penyaluran pembiayaan tahun ini hanya sebesar Rp 1,5 triliun.

Angka ini termasuk mini, mengingat sepanjang tahun 2013 lalu Artha Prima telah mencatatkan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 1,46 triliun. Artinya, perusahaan multifinance tersebut hanya menargetkan pertumbuhan di bawah 3% tahun ini.

Direktur Utama Artha Prima Finance Junus Elim Leatemia menilai kondisi pasar memang kurang mendukung tahun ini. Alhasil, mereka lebih realistis dan tak mematok target terlampau tinggi. "Seperti Pemilu ini cukup memengaruhi bisnis kami," katanya di Jakarta, Rabu (9/4).

Hajatan pemilihan umum (pemilu) tahun ini malah kian menekan minat konsumen untuk mangajukan pembiayaan kendaraan bermotor. Konsumen lebih memilih menunggu kondisi politik dan keamanan dalam negeri menjadi lebih stabil. Ditambah lagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi bakal mengalami pelambatan. Dus, permintaan kendaraan di pasar, baik yang baru maupun bekas, ikut turun.

Walaupun belum ada data resmi, Junus sudah melihat indikasi penurunan permintaan tersebut. Buktinya dalam dua bulan pertama tahun ini, penyaluran pembiayaan Artha Prima ditaksir mengalami penurunan rata-rata 20% dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.

Faktor penghambat lainnya adalah bencana alam yang makin membenamkan kinerja perusahaan. Maklum, peristiwa bencana alam membuat pengiriman kendaraan di beberapa wilayah menjadi terganggu. "Akhirnya konsumen tidak jadi transaksi," katanya.

Meski begitu, optimisme tetap dikobarkan Junus. Syaratnya, kondisi politik dalam negeri tetap stabil dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan kinerja ciamik. Hal tersebut paling tidak diyakini dapat mengerek target pembiayaan selepas pemilu.

Dari sisi portofolio pembiayaan diprediksi tak bakal jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Sekitar 75% hingga 78% disumbangkan oleh pembiayaan kendaraan niaga. "Seperti untuk pembiayaan truk dan pick up," ungkap Junus. Sisanya bakal dikontribusikan oleh berbagai jenis kendaraan penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×