Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Di 2012 mendatang, PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) mengincar pertumbuhan premi sebanyak 50% dibandingkan realisasi akhir tahun ini yang diharapkan mencapai Rp 744 miliar. Optimisme tersebut berangkat dari strategi bisnis perusahaan, yang antara lain akan mempertebal portofolio seluruh lini usahanya.
Lini asuransi ekspor, misalnya. Perseroan pelat merah ini bakal meningkatkan aktivitas utamanya dengan menjalin kerjasama baru menggandeng perusahaan-perusahaan asuransi ekspor dari berbagai negara. Saat ini, kerjasama asuransi ekspor sudah terjalin dengan Korea Selatan, Jepang, Malaysia, dan Thailand.
Di lini asuransi umum, Direktur Keuangan ASEI Marthin F Simarmata menuturkan, pihaknya akan menggaet perusahaan asuransi kerugian sebagai mitra untuk menutup penjaminan risiko alias co-guarantee. "Skema kerjasama ini saling menguntungkan, dan akan ditingkatkan," ujarnya ditemui KONTAN, kemarin.
Selain itu, ASEI juga bakal memperluas jaringan dengan bank mitra demi mendongkrak perolehan premi dari asuransi kredit, termasuk menggenjot performa tenaga agen dan broker untuk mempertebal aktivitas usaha surety ship. Asal tahu saja, pertumbuhan bisnis surety ship tertinggi dibandingkan lini usaha lainnya.
Karenanya, Martin optimistis, perolehan premi perseroan bakal tembus Rp 1,1 triliun pada tahun depan. Apalagi, sambung dia, perseroan bakal mulai menjalankan unit usaha syariahnya. "Diharapkan, unit usaha baru ini sudah bisa beroperasional dan memberi kontribusi terhadap bisnis tahun depan," imbuh dia.
Upaya lainnya, yaitu pihaknya akan berinvestasi menaikkan status sejumlah kantor pemasaran agar menjadi kantor cabang. Tak tanggung-tanggung, perseroan bahkan rela merogoh kocek Rp 500 juta per tahun untuk satu kantor cabang. Dana itu akan dipakai untuk belanja pegawai dan sewa tempat kantor cabang baru.
Hingga September 2011, ASEI membukukan pendapatan premi Rp 532,6 miliar. Asuransi umum menyumbang premi terbesar, yakni Rp 440,2 miliar atau naik 17,6% dari periode yang sama tahun lalu. Diikuti asuransi kredit Rp 49,9 miliar, asuransi surety ship Rp 27,2 miliar, dan asuransi ekspor Rp 15,2 miliar.
Dari sisi aset, ASEI mencatat sebesar Rp 878,6 miliar. Hasil investasi ini agak melorot dari Rp 657 miliar pada semester pertama tahun ini menjadi hanya sekitar Rp 651 miliar per September 2011. Penurunan lantaran perseroan melakukan resiprokal bisnis dengan dua bank BUMN yang mensyaratkan giro sebesar Rp 40 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News