Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Aset perbankan syariah di Tanah Air terus meningkat signifikan. Diharapkan, Indonesia ke depan menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
Dalam pencanangan Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) yang diadakan Bank Indonesia (BI) dan Pusat Komunikasi Ekonomis Syariah (PKES), Minggu (17/11), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap, masyarakat lebih aktif dalam kegiatan ekonomi syariah. "Indonesia mempunyai potensi yang besar menjadi pusat ekonomi syariah dunia terutama melihat mayoritas penduduk pemeluk muslim dan peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah," kata Yudhoyono.
Pemerintah terus mendukung pengembangan ekonomi berlandaskan hukum Islam itu sejalan dengan financial inclusion. Menurutnya, industri keuangan syariah bisa berpartisipasi dalam pembangunan melalui program MP3EI dengan memberikan pembiayaan syariah.
Gubernur BI, Agus Martowardojo, mengamini industri keuangan syariah berpotensi untuk tumbuh semakin besar. Ia memperkirakan, aset perbankan syariah bisa mencapai 15% sampai 20% dari total aset perbankan nasional. Maklum, perbankan syariah tumbuh begitu cepat.
Agus mengatakan, aset perbankan syariah meningkat rata-rata 38% setiap tahun. Pertumbuhan ini lebih cepat ketimbang aset perbankan nasional yang hanya tumbuh 18% per tahun.
Berdasarkan data BI, aset gabungan bank umum syariah dan unit usaha syariah per Agustus 2013 mencapai
Rp 223,5 triliun. Angka tersebut, setara dengan 5% dari total aset industri perbankan nasional.
Prbankan syariah harus memperkuat sistem, regulasi, dan sumber daya manusia (SDM). "Pengembangan di area itu akan menjadi prioritas," kata Agus.
Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI, menambahkan pengembangan jaringan dan produk perbankan syariah harus disertai kesadaran masyarakat Indonesia agar lebih mengenal perbankan syariah. Semakin luas pengembangan produk dan jaringan syariah, permintaan masyarakat akan semakin besar.
Pada intinya, masyarakat banyak yang belum tahu menggunakan produk-produk syariah. "Oleh karena itu, sosialisasi juga diperlukan," ungkap Perry.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad, mengatakan OJK siap melanjutkan inisiatif pengembangan industri syariah yang sudah berjalan selama ini. Menurutnya, OJK juga akan mengkaji kembali semua strategi supaya industri syariah sanggup tumbuh semakin cepat.
Untuk itu, perbankan syariah perlu membangun sinergi dengan berbagai lembaga keuangan. "Di industri asuransi syariah mempunyai banyak dana, sementara bank syariah lemah di sisi pendanaan. Mereka bisa saling bekerjasama," kata Muliaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News