Reporter: Ferrika Sari | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Alhamdulillah, bisnis perbankan syariah tetap tumbuh di tengah pandemi. Terlihat dari pertumbuhan aset bank umum syariah dan unit usaha syariah (UUS) pada tahun 2021.
Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset perbankan syariah mencapai Rp 676,73 triliun, naik 13,93% year on year (yoy) pada Desember 2021. Mayoritas aset berasal dari kontribusi bank umum syariah, yakni sebesar Rp 441,78 triliun.
Meningkatnya jumlah aset sejalan pertumbuhan pembiayaan industri. Penyaluran pembiayaan perbankan syariah Rp 409,87 triliun, naik 6,75% yoy pada tahun lalu.
Sejumlah pemain juga mencat pertumbuhan aset Misalnya, aset UUS Bank Permata Rp 28,36 triliun atau naik 14,67% yoy pada 2021. Pembiayaan tumbuh 12,99% yoy mencapai Rp 16,53 triliun.
Direktur UUS PermataBank, Herwin Bustaman yakin, aset perusahaan tumbuh lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya. "Target (aset) kami, tumbuh sejalan industri di kisaran 15%," kata Herwin, Senin (4/4).
Untuk mencapai target tersebut beberapa strategi telah disiapkan. Di antaranya, fokus pembiayaan korporasi, kredit pemilikan rumah (KPR) dan small medium enterprises (SME) pada 2022.
Aset BJB Syariah naik 16,6% yoy menjadi Rp 10,36 triliun pada tahun 2021. Seiring pembiayaan mencapai Rp 6,43 triliun pada akhir 2021, tumbuh 11,33% dari tahun sebelumnya Rp 5,77 triliun. Direktur Utama BJB Syariah, Indra Falatehan bilang, pihaknya selalu mengingat posisi strategis BJB Syariah sebagai agen pembangunan di daerah.
Bank Syariah Indonesia (BSI) juga menunjukan performa positif baik dari sisi aset dan kemampuan mencetak laba. Per Desember 2021, laba bersih emiten berkode BRIS ini naik 38,42% yoy menjadi Rp 3,03 triliun.
Pada periode yang sama aset bank naik 10,73% yoy menjadi Rp 265,29 triliun. Hal ini disokong oleh penyaluran pembiayaan yang mencapai Rp 171,29 triliun atau naik sekitar 9,32% yoy.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menyampaikan kinerja itu disokong pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen. Yaitu konsumer, korporasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), gadai emas hingga kartu pembiayaan. Selain itu, perseroan ini mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah serta akselerasi digital.
BTPN Syariah juga mencatat pertumbuhan aset 13% menjadi Rp 18,54 triliun di 2021 dibandingkan Rp 16,44 triliun di 2020. Pembiayaan ultramikro yang menjadi fokus bank berkode saham BTPS tumbuh 10% menjadi Rp 10,44 triliun, ketimbang periode yang sama sebelumnya Rp 9,52 triliun.
Demi menggenjot kinerja, BTPS meluncurkan aplikasi dan mendirikan perusahaan modal ventura. Pola bisnis modal ventura BTPS berbeda dengan lain. "Kemitraan lebih dalam. Ada penyertaan modal ke partner, jadi kami memiliki kendali,” ujar Direktur Keuangan BTPN Syariah, Fachmy Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News