Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Tak seperti industri keuangan non bank (IKNB) yang mencatatkan pertumbuhan yang tinggi dari sisi aset, kenaikan aset di industri pembiayaan jauh dibawahnya. Namun hal ini pun tak bisa dilepaskan dari pasar pembiayaan yang lesu di tahun kemarin.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Roni Haslim menilai pasar pembiayaan di tahun kemarin cukup berat. Mulai dari tahun politik sampai pertumbuhan ekonomi makro yang tidak terlalu tinggi membuat pertumbuhan pasar mengerdil.
Penyaluran pembiayaan yang melempem ini pun terjadi baik di pembiayaan konsumer maupun sewa guna usaha. Dus hal ini berimbas kepada aset industri secara nasional. "Tahun lalu kinerja pembiayaan banyak tertekan oleh konsumen yang menahan diri," katanya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sepanjang tahun kemarin aset industri pembiayaan di dalam negeri menyentuh angka Rp 443,73 triliun. Nilai ini hanya naik 5,6% secara year on year.
Sementara data Bank Indonesia mencatat outstanding pembiayaan sepanjang tahun kemarin hanya naik 5,2% menjadi Rp 366,1 triliun. Padahal di tahun sebelumnya pertumbuhan pembiayaan berjalan mencapai 15,2% dibanding posisi di akhir 2012.
Di sepanjang tahun ini, ia memprediksi pertumbuhan aset industri pembiayaan pun sulit untuk bisa tumbuh tinggi. Pasalnya pasar otomotif diprediksi belum bisa melaju kencang sementara segmen sewa guna usaha pun tantangannya masih berat karena harga komoditas masih rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News