Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat, asuransi kredit menjadi lini bisnis dengan klaim tertinggi. Di mana, total klaimnya mencapai Rp 18,47 triliun pada 2024. Angka itu naik 5,4% secara year on year (YoY) dibandingkan Rp 16,88 triliun pada 2023.
Menanggapi hal ini, Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo menilai bahwa penyebab kenaikan klaim asuransi kredit erat kaitannya dengan penurunan kualitas atau kolektibilitas kredit nasabah di bank yang bersangkutan. Termasuk lemahnya seleksi risiko di pihak bank terhadap nasabah yang diikut sertakan pada asuransi kredit.
“Disamping itu juga dari pihak asuransi, adanya fenomena perang harga asuransi kredit diantara para pelaku asuransi kredit. Sehingga perolehan premi menjadi tidak ekonomi lagi atau dibawah tingkat risiko klaim,” kata Irvan kepada Kontan, Jumat (7/3).
Baca Juga: Asuransi Umum Hadapi Banyak Tantangan, AAUI Inisiasi Pengembangan Asuransi Mikro
Lebih lanjut, Irvan mengatakan bahwa kenaikan klaim asuransi kredit sangat mempengaruhi kinerja asuransi. Hal ini tercermin dari perolehan premi pada tujuh lini bisnis yang mengalami kontraksi pada 2024, salah satunya yaitu asuransi kredit dan suretyship.
Untuk itu, dia mengatakan bahwa sejumlah perusahaan asuransi dapat melakukan sejumlah strategi guna menekan klaim asuransi kredit di tahun 2025, diantaranya yakni melakukan risk sharing dengan bank seperti digariskan oleh ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) sebesar 25 % dan meningkatkan seleksi risiko nasabah.
“Selain itu, perusahaan asuransi juga bisa melakukan strategi dengan meninjau kembali tarif premi asuransi kredit agar lebih sesuai dengan keekonomian risiko dalam arti dapat membukukan profit yang wajar,” jelasnya.
Sementara itu, untuk prospek asuransi kredit di tahun ini, Irvan bilang, akan menghadapi tantangan lesunya kredit perbankan karena belum menunjukkan penurunan suku bunga kredit meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia sudah mengalami penurunan.
“Hal itu akibat lesunya ekonomi ditandai oleh deflasi dua bulan berturut-turut dan terendah sepanjang 20 tahun,” tandasnya.
Baca Juga: AAUI Catat Pendapatan Premi Asuransi Kesehatan Meningkat 77,2% pada 2024
Selanjutnya: Prabowo Gelar Pertemuan Dengan Para Konglomerat, Begini Efeknya ke Pasar Saham
Menarik Dibaca: 14 Ramuan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi secara Alami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News