kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bancassurance mengalahkan peranan agen asuransi


Senin, 01 Oktober 2012 / 08:24 WIB
Bancassurance mengalahkan peranan agen asuransi


Reporter: Feri Kristianto | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pemasaran produk asuransi jiwa di tanah air memasuki episode baru. Perusahaan asuransi, punya jagoan baru untuk memasarkan produk-produknya, yakni melalui bank (bancassurance). Mulai semester I 2012, kontribusi bancassurance berhasil mengalahkan sistem pemasaran melalui jalur keagenan.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, total premi bruto asuransi jiwa nasional per akhir semester I 2012 mencapai Rp 49,65 triliun, tumbuh 16,7% dibandingkan periode sama tahun lalu. Dari jumlah itu, kontribusi bancassurance sebesar Rp 20,1 triliun, mengalahkan jalur distribusi keagenan sebesar Rp 19,5 triliun.

Artinya, kontribusi bancassurance mencapai 40,6% dari total premi, unggul tipis atas keagenan sebesar 39,2%. Sedangkan jalur pemasaran lain, seperti telemarketing berkontribusi premi sebesar Rp 1 triliun serta direct marketing dan jalur asuransi mikro sebesar Rp 9 triliun. "Terus terang antara bancassurance dengan keagenan sampai sekarang masih balapan," terang Benny Waworuntu, Direktur Eksekutif AAJI, akhir pekan lalu.

Pencapaian bancassurance ini tentu menjadi prestasi tersendiri. Mengingat, bancassurance terbilang "anak baru" di perasuransian Indonesia, kalah lama dibandingkan jalur keagenan.

Keagenan merupakan sistem pemasaran tradisional yang sudah ada sejak munculnya industri asuransi. Sementara, bancassurance di Indonesia ada pada awal tahun 1990-an, saat Bank Lippo memasarkan produk asuransi milik Lippo Life. Namun, awal perkembangan bancassurance cukup lambat.  

Berdasarkan riset KONTAN, pertumbuhan bancassurance mulai melejit sejak tahun 2006-2007. Pada semester I 2006, bancassurance  hanya menghasilkan premi Rp 2,3 triliun, lalu melonjak lebih dari 100% menjadi Rp 5 triliun setahun berikutnya.

Benny menjelaskan, pertumbuhan bancassurance memang selalu tinggi, karena masih terbilang baru. Berbeda dengan keagenan yang sudah berkembang sejak lama, sehingga pertumbuhannya terkesan lebih lambat. Tetapi sampai akhir tahun 2012, AAJI memprediksi, keagenan masih tetap tulang punggung industri asuransi jiwa. "Biasanya akhir tahun agen berlomba-lomba meningkatkan polis," seloroh Benny.

KONTAN mencatat, tahun ini semakin banyak perusahaan asuransi yang menempuh pemasaran via bancassurance. April lalu, empat perusahaan yakni  Asuransi Jiwa Sequis Life,  Asuransi Cigna, BNI Life Insurance dan PT AIA Financial membuka bancassurance dengan Bank BNI. Pekan lalu,  Great Eastern Life Indonesia menambah produk yang dipasarkan melalui Bank OCBC NISP, yakni MaxPrestige Heritage.

Asuransi getol berbisnis di bancassurance, karena target pasarnya jelas, yakni masyarakat yang sudah mempunyai simpanan di bank. Selain itu, biaya bancassurance juga lebih murah daripada agen.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×