kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Bank akan lebih efisien tahun ini, cost to income ratio dipastikan turun


Rabu, 17 Februari 2021 / 19:33 WIB
Bank akan lebih efisien tahun ini, cost to income ratio dipastikan turun
ILUSTRASI. Antrean nasabah di kantor cabang Bank BRI, BSD, Tangerang Selatan, Jumat (8/1). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/01/2021.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang menyerang ekonomi sejak awal tahun 2020, membuat upaya efisiensi perbankan terganggu. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sepanjang tahun 2020 rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbankan meningkat dari 79,58% pada 2019 menjadi 86,55%. 

Bukan hanya BOPO saja, rasio efisiensi lain seperti Cost to Income Ratio (CIR) beberapa bank juga mencatatkan kenaikan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya mengamini kalau CIR di tahun 2020 tercatat sebesar 45,40% atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 40,03%. 

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan peningkatan CIR tersebut tidak terlepas dari restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang dilakukan BRI. Walhasil, pendapatan perseroan pun menurun akibat perlambatan kredit dan besarnya restrukturisasi yang dilakukan. 

Baca Juga: Gandeng bank swasta dan Himbara, Bio Farma siap amankan vaksin Covid-19

Misalnya saja, pada tahun 2020 total pendapatan operasional BRI tercatat -1,9% year on year (yoy) menjadi Rp 152,6 triliun. Sementara itu, beban operasional tercatat meningkat sebanyak 11% dari Rp 44,96 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 49,93 triliun akhir 2020 lalu. 

Meski begitu, bank nomor wahid ini optimis CIR akan mulai melandai tahun ini. Perseroan juga sudah menyiapkan sederet strategi untuk menekan laju CIR, salah satunya lewat digitalisasi proses bisnis. "Dengan digitalisasi ini diharapkan proses bisnis akan semakin efisien dan efektif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/2). 

Selain itu, bank bersandi bursa BBRI ini juga akan melakukan efisiensi biaya dana dengan fokus meningkatkan dana murah (CASA) yang didukung dengan platform simpanan berbasis digital.

Termasuk melakukan pengembangan micropayment system. "Kami harapkan CIR BRI di tahun ini dapat turun ke level 40% dan ke depannya kami berupaya menjaga level CIR pada kisaran 30%-35%," imbuh Aestika. 

Baca Juga: Bank swasta dan Himbara siap biayai produksi vaksin Covid-19

Walau demikian, beberapa bank tetap mencatatkan penurunan CIR secara tahunan. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya membukukan CIR pada level 37,4% per akhir 2020 turun sebanyak 6,3% dari posisi setahun sebelumnya. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan, penurunan itu sejatinya sejalan dengan efisiensi yang dilakukan perseroan sepanjang tahun lalu. Tercermin cari beban operasional yang tercatat sebesar Rp 29,3 triliun di tahun 2020, menurun 3,1% secara yoy. 



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×