Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Diikuti kenaikan pendapatan non bunga 5,8% menjadi Rp 22,67 triliun. Seiring dengan itu, BCA juga memangkas pencadangan 51,5% menjadi Rp 4,52 triliun. Meskipun NPL BCA berhasil ditekan hingga ke posisi 1,7% pada tahun lalu.
Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mencatatkan penyusutan biaya provisi sebesar 31,3% pada 2022 menjadi Rp 26,97 triliun dari tahun 2021 yang mencapai Rp 39,29 triliun. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan laba bersih yang melesat 67% menjadi Rp 51,4 triliun pada 2022.
Walau begitu, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, BRI akan tetap memperkuat pencadangan atau NPL coverage untuk menjaga kualitas kredit dalam memitigasi risiko menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan potensi perlambatan ekonomi.
"Pencadangan yang lebih dari sekedar memadai ini merupakan langkah antisipatif dan upaya memitigasi risiko menghadapi ketidakpastian ekonomi global, kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, serta potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi," kata Sunarso.
BRI pun menyiapkan pencadangan terhadap NPL sebesar 305,73%, meningkat dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 281,16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News