Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Derasnya lalu lintas devisa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kian menggiurkan bagi perbankan. Kini perbankan bersaing sengit untuk memperebutkan pasar layanan transfer dana dari luar negeri atawa remittance.
Bank Indonesia mencatat, sepanjang triwulan kedua 2009, nilai pengiriman uang para TKI mencapai US$ 1,8 miliar. Melihat angka ini, perbankan mulai menjemput bola dengan memperbanyak kantor layanan di kantong-kantong TKI, seperti di Timur Tengah, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia.
Direktur Internasional dan Tresuri Bank Mandiri Thomas Arifin bilang, saat ini Bank Mandiri menunggu persetujuan otoritas perbankan Malaysia untuk membuka remittance office di negeri jiran itu. "Semoga izinnya turun bulan ini," katanya. Bank Mandiri juga memperbanyak kerjasama dengan Exchange House di Timur Tengah. "Jumlah staf kami juga naik," katanya.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) turut mengembangkan bisnis remittance. Kendati tergolong pendatang baru dalam jasa pengiriman uang, perolehan BRI tergolong tinggi. Selama semester I-2009, nilai pengiriman uang lewat BRI mencapai US$ 70 juta. "Kami bisa mendapat untung dari pengendapan dana, makanya ini sekarang remittance menjadi salah satu sumber fee based income kami," kata Vice President Trade Finance Product and Market Development BRI Edi Masrianto.
Nilai remittance di Bank Mandiri jauh lebih besar dibandingkan BRI. Sampai Juni kemarin, Bank Mandiri sudah melayani pengiriman uang senilai US$ 24,7 miliar. "Itu nilai seluruh remittance, termasuk dari para TKI," ujar Thomas. Pasar remittance terbesar Bank Mandiri adalah Hong Kong, "Sampai Juni kemarin, transaksi di satu outlet di Hong Kong bisa mencapai US$ 410 juta. Sedangkan volumenya lebih dari 200.000 transaksi," katanya.
Pemain lain yang tak kalah besar adalah Bank BNI. Juru Bicara BNI Intan Adams Katoppo bilang, sepanjang 2008 lalu, nilai transaksi remittance TKI di BNI mencapai US$ 750 juta, sedikit turun dari tahun 2007 lalu yang mencapai US$ 789 juta. "Sedangkan nilai pengiriman uang keluar sebesar US$ 2,58 juta," kata Intan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News