Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Memasuki kuartal IV tahun ini, kredit perbankan tak kunjung bergairah. Tapi, perbankan tak kehilangan akal untuk mendongkrak kucuran kredit. Salah satu senjata bank adalah memburu kredit sindikasi. Maklum lah, secara nilai, kredit sindikasi memungkinkan portofolio kredit melonjak drastis.
Alasan lain, kredit sindikasi meminimalisir risiko kredit macet yang bersiap menghadang di tengah perlambatan ekonomi. Sebab, kredit sindikasi menggandeng bank lain untuk berbagi risiko. Coba dengar rencana tiga bank kelas kakap dihubungi KONTAN. Misal, Bank Central Asia (BCA). Bank milik Grup Djarum ini tengah memproses dua kredit sindikasi.
BCA menargetkan kontrak kredit sindikasi ini bakal berlangsung sebelum tutup tahun. Dhalia Mansor Ariotedjo, Direktur Korporasi BCA, mengatakan, nilai total kredit sindikasi mencapai sekitar Rp 1 triliun. "Sedang dalam proses. Mudah-mudahan bisa closing akhir tahun ini," kata Dhalia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Hingga kuartal III lalu, Dhalia bilang, BCA telah melakukan sindikasi dengan menjadi mandated arranger untuk tiga kesepakatan kredit. Dari jumlah itu, nilai kredit sindikasinya lebih dari Rp 5 triliun. Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri mengatakan, eksposur kredit sindikasi Bank Mandiri mencapai Rp 44,16 triliun per September 2014. "Proyeksi Bank Mandiri, eksposur ini akan meningkat seiring dengan beberapa deal sindikasi baru yang akan closing. Porsi yang diambil Bank Mandiri sekitar Rp 6,86 triliun," ujar Rohan.
Bank Permata tak ketinggalan. Bank milik Grup Astra ini tengah mengincar dua kredit sindikasi. Kredit sindikasi ini bakal disalurkan bagi perusahaan kontraktor migas dan perusahaan multifinance, senilai total Rp 1,3 triliun-Rp 1,5 triliun. Roy Arfandy, Plt Direktur Utama Bank Permata, merinci, kredit sindikasi bagi kontraktor migas senilai Rp 1 triliun.
Sementara, kucuran kredit sindikasi bagi perusahaan multifinance senilai Rp 300 miliar-Rp 500 miliar. "Bank Permata akan menjadi lead arranger," ujar Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News