Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Menteri BUMN Dahlan Iskan tampaknya mesti bersabar. Sebab, mimpi Kementerian BUMN memiliki bank BUMN syariah kelas kakap bakal sulit terwujud dalam waktu dekat.
April lalu, Dahlan mengungkapkan niat mendirikan bank BUMN syariah berkapasitas besar. Maklum, selama ini, bank syariah berstatus BUMN sebatas anak usaha bank BUMN konvensional. Dahlan berharap, bank BUMN syariah yang berdiri sendiri akan menjadi pemimpin di pasar perbankan syariah.
Dahlan pun lantas membentuk tim yang bertugas mengkaji pembentukan bank BUMN syariah. Nah, salah satu ide pembentukan bank BUMN syariah adalah dengan menggabungkan bank syariah anak usaha bank BUMN yang sudah eksis. Sayang, ide tersebut sulit terwujud. Sebab, ada perbedaan visi antar bank syariah pelat merah.
Dahlan tampaknya tak putus asa. Ia lantas menggulirkan ide menjadikan Bank Syariah Mandiri 9BSM) sebagai bank syariah kelas kakap. Untuk mewujudkan mimpi itu, BSM harus menambah modal Rp 200 miliar. Alhasil, modal BSM yang saat ini sebesar Rp 4,8 triliun akan bertambah menjadi Rp 5 triliun.
Modal sebesar itu akan menjadikan BSM sebagai bank syariah terbesar di negeri ini. Selain itu, BSM juga akan naik kelas ke kelompok bank BUKU 3. Pertanyaannya, dengan cara apa BSM mesti menambah modal.
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin sepakat dengan usulan Dahlan menambah menambah modal anak usaha Bank Mandiri tersebut. Sebab, dengan naik kelas menjadi bank BUKU 3, BSM bisa mengelola dana haji yang dikuasai pemerintah.
Maklum, likuiditas perbankan syariah sangat ketat lantaran tingginya rasio rasio pembiayan terhadap simpanan atau financing to deposit ratio (FDR). Jika dana haji bisa masuk ke bank syariah, likuiditas bakal lebih encer.
Menurut Budi, ada beberapa cara untuk menambah modal BSM. Bisa saja, Bank Mandiri yang akan mengucurkan modal ke BSM. Cara lainnya, BSM menerbitkan surat utang atau menawarkan saham umum perdana alias initial public offering (IPO).
Budi belum bisa memastikan opsi apa yang akan dipilih pemegang saham. Opsi paling cepat adalah melalui suntikan modal. Andai opsi itu yang dipilih, Bank Mandiri baru bisa merealisasikannya pada tahun 2014 mendatang. Sebab, rencana itu harus dimasukkan ke rencana rencana bisnis bank (RBB) Bank Mandiri tahun 2014 terlebih dahulu. Sementara, opsi IPO saat ini sulit direalisasikan karena kondisi pasar modal masih fluktuatif.
Sayang, Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi menolak berkomentar terkait rencana menjadikan BSM sebagai bank BUMN syariah terbesar .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News