kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank daerah andalkan segmen konsumtif untuk salurkan dana PEN


Kamis, 22 Oktober 2020 / 20:41 WIB
Bank daerah andalkan segmen konsumtif untuk salurkan dana PEN
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di Bank Jatim Thamrin City Jakarta, Jumat (20/7). r./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/07/2018.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai Agustus 2020, bank daerah jadi salah satu kelompok bank yang telah mencatat pertumbuhan kredit positif paling tinggi sebesar 1,7% (ytd). Sementara bank pelat merah dan bank swasta justru masih meraih pertumbuhan negatif.

Meski demikian, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam rapat bersama Asosiasi Bank Daerah (ASBANDA) pekan lalu bilang, penyaluran kredit dari bank daerah perlu ditingkatkan untuk pembangunan daerah

“BPD harus menjadi forntliner dalam pembangunan daerah, sehingga mesti terlibat ke dalam pembiayaan di daerah. Memang tak mudah, kami yakin BPD sangat masif dalam pemberian kredit ke ASN,” ujar Wimboh dikutip dari kanal youtube OJK. 

Baca Juga: Bakal ikut dalam merger Bank BUMN Syariah, begini rencana BTN Syariah ke depan

Penyaluran kredit kepada ASN yang termasuk segmen konsumtif memang merupakan salah satu bisnis utama bank daerah. Sejumlah bank daerah juga mengaku sampai kuartal III-2020, portofolio kredit masih didominasi segmen konsumtif. 

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah misalnya sampai akhir September 2020 mencatat pertumbuhan kredit konsumer paling tinggi sebesar 4,68% (ytd). Sedangkan kredit investasi dan modal kerja tumbuhnya tak sampai 1%. 

“Dibandingkan secara tahunan (yoy) kredit modal kerja tumbuh negatif 6,54%. Sementara portofolio kredit produktif sampai kuartal III-2020 sebesar 35,35%,” ungkap Direktur Bisnis Ritel dan UUS Bank Jateng Hanawijaya kepada KONTAN, Kamis (22/10).

Segmen konsumtif juga jadi andalan Bank Jateng buat menyalurkan dana PEN senilai Rp 2 triliun. Sampai 21 Oktober 2020, Bank Jateng telah berhasil mengonversi penempatan dana PEN menjadi kredit senilai Rp 4.19 triliun, melebihi target peningkatan (leverage) dua kali lipat.

Baca Juga: Bank BTN patok laba bersih Rp 1,2 triliun hingga akhir tahun ini

Perinciannya, dana PEN tersalur ke segmen konsumtif Rp 2,09 triliun, kemudian ke segmen UMKM senilai Rp 1,61 triliun, dan sisanya ke korporasi Rp 380,92 miliar, dan segmen komersial Rp 111,50 miliar. 

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) pun mencatat hal serupa, sampai akhir kuartal III-2020, kredit konsumtif mendominasi penyaluran kredit perseroan tersalur senilai Rp 24,9 triliun atau setara 61,62% dari total portofolio kredit perseroan senilai Rp 40,3 triliun. 

“Sementara dana PEN telah kami salurkan senilai Rp 3,8 triliun dimana Rp 1,1 triliun ke tersalurkan ke segmen produktif, dan sisa Rp 2,7 triliun ke segmen konsumtif,” kata Diretur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyanugraha. 

Nilai total penyaluran dana PEN Bank Jatim pun telah mencapai 95,7% dari target penyaluran Rp 4 triliun, atau dua kali dari penempatan dana Rp 2 triliun yang diterima perseroan. 

Baca Juga: Bank BTN tetap yakin kredit bisa tumbuh 3% tahun ini

Sementara Direktur Pemasaran PT BPD DIY Agus Trimurjanto menambahkan sejatinya dalam kondisi pandemi kini penyaluran kredit ke segmen produktif memang terbatas buat bank daerah. 

“Sektor-sektor produktif masih sangat terbatas sehingga pertumbuhannya juga tidak secepat segmen konsumtif. Meski demikian, penyaluran ke segmen konsumtif juga turt mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat,” jelasnya.

Sampai akhir September 2020, dengan portofolio kredit Rp 8,6 triliun, 51% berasal dari segmen konsumtif. Sedangkan sampai minggu kedua Oktober 2020, dari Rp 1 triliun dana PEN yang diterima perseroan, telah tersalurkan menjadi kredit senilai Rp 633 miliar. 

Selanjutnya: Total laba bank BUKU IV anjlok 26,4%, tapi laba BCA dan Panin masih bisa naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×