Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ekonomi yang baru pulih membuat PT Bank DBS Indonesia membidik pertumbuhan yang konservatif di tahun 2016. Misalnya, perusahaan membidik pertumbuhan kredit sebesar 8%-12% di tahun ini dengan rencana pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada kisaran yang sama seperti kredit.
Peter Surwardi, Vice President Director PT Bank DBS Indonesia mengatakan, pihaknya akan fokus menyalurkan kredit korporasi dan usaha kecil dan menengah (UKM). Perusahaan membidik pertumbuhan kredit korporasi sebesar 8%-12% di tahun ini dengan sektor yang menjadi pilihan otomotif, pendukung infrastruktur, kimia, dan komoditas.
Kemudian, perusahaan membidik pertumbuhan UKM sebesar 18%-20% di tahun 2016 dengan mengalirkan kredit sektor yang bergerak di bidang barang konsumsi, manufaktur, kontraktor, dan pemasok.
“Tahun ini, kami membidik pertumbuhan kredit yang besar untuk UKM,” ucap Stefano Ridwan, Managing Director of SME PT Bank DBS Indonesia, Selasa (19/1).
Asal tahu saja, target pertumbuhan kredit tersebut terbilang tinggi. Pasalnya, Bank DBS Indonesia ini membukukan kredit sebesar Rp 42,88 triliun per November 2015 atau tumbuh 3,30% dibandingkan posisi Rp 41,50 triliun. Kondisi perlambatan ini karena pertumbuhan ekonomi yang tidak tinggi di tahun lalu.
Peter menambahkan, pihaknya berharap pertumbuhan kredit tersebut akan mendongkrak pertumbuhan laba perusahaan dari sisi pendapatan bersih atau net interest income. Saat ini, net interest income berkontribusi 60% terhadap laba perusahaan, sisanya 40% dari pendapatan komisi atau fee based income.
Kondisi penyaluran kredit yang tidak dapat tumbuh signifikan seperti tahun-tahun sebelumnya membuat bank yang berpusat di Singapura ini akan memperbesar pendapatan komisi melalui cash management, trade finance, treasury, dan kustodian bank.
“Kami menargetkan porsi antara fee income dan interest income 50:50 dalam tiga tahun mendatang,” kata Peter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News