kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank Ina yakin kredit bisa tumbuh 9%


Rabu, 23 Agustus 2017 / 17:24 WIB
Bank Ina yakin kredit bisa tumbuh 9%


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, kinerja bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II negatif pada semester I-2017. Penurunan kredit tertinggi terjadi pada BUKU I.

Per Juni 2017, penyaluran kredit BUKU I turun 32,36% menjadi Rp 50,66 triliun dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 74,91 triliun. Penurunan juga terjadi pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Pada semester pertama 2017, DPK turun 28,51% year on year (yoy) menjadi Rp 66,44 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 92,94 triliun.

Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Eddy Kuntardjo menilai, pokok permasalahan rendahnya kredit di bank kecil, yakni masih terbatasnya pertumbuhan ekonomi domestik. Belum lagi, permintaan kredit dari masyarakat sampai semester I 2017 cenderung masih lambat, bahkan menurun.

"Selain itu kredit bermasalah (non performing loan) juga masih tinggi," ujarnya, Rabu (23/8).

Kendati masih belum membaik, menurut Eddy, bank-bank kecil telah memiliki strategi tersendiri guna mendorong kredit. Tetapi, tidak serta-merta kredit dapat didorong, pasalnya perbankan harus memastikan kondisi ekonomi membaik terlebih dahulu. Jika tidak, NPL bisa-bisa malah ikut meningkat seiring pertumbuhan kredit.

"Dalam hal ini Bank Ina Perdana mau tetap tumbuh, namun tetap hati-hati," ujarnya.

Bank milik grup Salim ini yakin mampu mencetak kenaikan kredit setidaknya 9% hingga akhir tahun ini. Sebagai gambaran, bank berkode emiten BINA ini masih mencatatkan penurunan kredit sebesar 15,22% menjadi Rp 22 triliun pada semester I 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×