kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank kecil menyebut LDR akan tetap tinggi di semester II 2019


Senin, 29 Juli 2019 / 16:58 WIB
Bank kecil menyebut LDR akan tetap tinggi di semester II 2019


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank kecil dan menengah khawatir tingkat likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) masih akan tinggi di paruh kedua 2019.

Catatan saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pada paruh pertama 2019 LDR sudah ada di level 96% atau yang tertinggi selama beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: LDR menggunung, bankir ramal likuiditas DPK masih bakal mengetat di semester II-2019

Direktur Utama PT Bank Mayora Irfanto Oeij menilai pada semester II 2019 kondisi LDR tidak akan banyak bergerak meski akan ada perbaikan secara tidak signifikan.

Sebab menurut Irfanto, perang bunga kemungkinan masih akan terjadi di semester kedua tahun ini, terutama di kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dan IV. "Dan akan berdampak ke bank BUKU I dan II," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (29/7).

Alih-alih menjaga likuiditas, bank milik taipan ini mengaku sudah memiliki program khusus untuk peningkatan dana pihak ketiga (DPK), seperti program yang menyasar komunitas dan customer based Mayora.

Baca Juga: DANA targetkan ada disetiap smartphone dalam tiga tahun ke depan

Alhasil, sampai akhir tahun 2019 diperkirakan LDR perseroan akan terjaga di level 88%-89%. Adapun, per Semester I 2019 Irfanto menyebut saat ini LDR ada di sekitar 87%-88%.

Lebih lanjut, ada salah satu alasan bank BUKU III dan IV masih bakal berebut dana di pasar di semester II 2019 yakni tingginya kebutuhan likuiditas untuk membiayai kredit infrastruktur.

Bank kecil lainnya yakni PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) bilang kalau pengetatan likuiditas di paruh pertama tidak semerta-merta disebabkan oleh perang bunga. Direktur Keuangan BSS Henky Suryaputra menilai ada faktor lain yang menyebabkan likuiditas seret.

Baca Juga: Beban operasional turun, laba Bank Permata naik 146% di semester I-2019

"Penguatan nilai tukar Rupiah, tingkat suku bunga USD dan tren defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) juga mempengaruhi jumlah DPK," terangnya.

Menurut Henky, di Semester II 2019 ini pihaknya masih akan tetap fokus memberikan pinjaman pada segmen UMKM yang menjadi keahlian perusahaan. Sementara untuk LDR, diharapkan masih akan tetap terjaga dari posisi paruh pertama yakni di kisaran 90%.

Walau BUKU III dan IV cenderung memiliki likuiditas yang ketat, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) malah membukukan LDR sangat longgar. Per Juni 2019 tercatat LDR Bank Jatim ada di level 60,02%, turun dari tahun sebelumnya 60,02%.

Baca Juga: Satgas Waspada Investasi bekukan 683 fintech ilegal hingga Juli 2019

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha bilang hal tersebut disebabkan oleh pertumbuhan DPK yang tinggi sebesar 17% sedangkan kredit baru tumbuh 8,25% secara year on year (yoy).

Peningkatan ini menurut Ferdian disebabkan oleh simpanan yang meningkat terutama terkait digitalisasi dan inovasi produk dan promosi untuk nasabah prioritas.

Melihat masih banyaknya likuiditas, Bank Jatim pun berniat untuk lebih aktif menyalurkan kredit guna mencapai LDR minimal sebesar 70% tahun ini.

Baca Juga: Klik BCA - Ini lima langkah mudah transfer dana lewat kode QR m-BCA

"Kami fokus ke pembiayaan kredit dengan strategi promo kredit baik suku bunga dan biaya, gathering calon nasabah dan nasabah prioritas serta aktif melakukan komunikasi dengan Bank Himbara untuk proyek nasional," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×