kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank kesulitan memperbesar porsi dana murah


Selasa, 10 Desember 2013 / 09:48 WIB
Bank kesulitan memperbesar porsi dana murah
ILUSTRASI. Jahe


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Mekarnya suku bunga deposito akibat kenaikan suku bunga acuan alias BI rate menyebabkan para nasabah lebih tertarik menempatkan dana mereka di produk deposito ketimbang tabungan. Alhasil, bank kesulitan merealisasikan rencana peningkatan porsi dana murah alias current and savings account (CASA).

Porsi dana murah yang besar tentu menguntungkan, lantaran bisa menekan biaya dana. Namun, di tengah likuiditas yang mengetat, bank mau tak mau harus berebut dana dengan menawarkan suku bunga deposito tinggi.

Tak heran, jumlah dana murah di perbankan justru menurun. Per Oktober 2013, simpanan tabungan turun 0,52% ketimbang posisi September 2013 menjadi Rp 1.118,83 triliun. Jumlah giro juga menurun 1,84% menjadi Rp 842,34 triliun. Sementara, simpanan deposito naik tipis 0,42% menjadi Rp 1.518,06 triliun. Porsi deposito tercatat naik dari 42,81% pada September 2013 menjadi 43,19 pada Oktober 2013.

Kesulitan meningkatkan porsi dana murah diakui sejumlah bank. Bank Bukopin, misalnya, menargetkan porsi dana murah terhadap total dana pihak ketiga (DPK) sebesar 40%. Namun, hingga September 2013, simpanan deposito masih mendominasi, yakni 60,26% terhadap total DPK sebesar Rp 56 triliun. "Di tengah perang suku bunga, peningkatan porsi dana murah jadi agak berat," kata Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin.

Lani Darmawan, Direktur Ritel Bank Internasional Indonesia (BII), mengamini, rasio dana murah cukup tertekan lantaran perbankan bersaing menawarkan suku bunga deposito tinggi. Per September 2013, porsi dana murah di BII mencapai 39,7% dari total DPK sebesar Rp 96,5 triliun. Porsi ini naik tipis ketimbang periode sama tahun lalu sebesar 37,3%. "Untuk meningkatkan CASA, kami akan fokus mengembangkan  maximization relationship dengan nasabah korporasi dan mengembangkan dana murah mass market," kata Lani.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Maryono, menilai komposisi DPK di perbankan hingga akhir tahun masih akan didominasi deposito. Meski begitu, Maryono menargetkan, komposisi dana murah dan deposito di BTN bisa seimbang 50:50.

Hingga September 2013, komposisi DPK di BTN masih didominasi produk deposito sebesar 53,86%. Sementara, porsi CASA hanya sebesar 46,14% dari total DPK sekitar Rp 88,54 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×