Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di saat daya beli konsumen ritel melemah, perbankan memacu pertumbuhan bisnis di segmen korporasi. Penyaluran kredit ke sektor ini diyakini bakal membesar. Sejumlah strategi pun disiapkan bank.
Bank Mandiri misalnya, menggeber penyaluran kredit korporasi lewat kerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Selasa (9/8). Bank Mandiri akan menggarap investasi dan layanan jasa perbankan bagi kalangan investor, khususnya asing.
“Bank Mandiri akan memanfaatkan cabang-cabang di luar negeri untuk menarik investor untuk berinvestasi di sini,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, kemarin.
Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 10% sampai akhir tahun ini. Sekretaris Korporasi Bank Mandiri Rohan Hafas menambahkan, kredit korporasi Bank Mandiri akan berfokus pada sektor infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, dan jalan tol.
Setali tiga uang, Bank Negara Indonesia (BNI) juga optimistis memacu kredit korporasi. Direktur Korporasi BNI Herry Sidharta menyatakan, di segmen kredit investasi saja, BNI memproyeksikan tambahan penyaluran kredit sebesar Rp 12,2 triliun atau tumbuh 14,8% pada semester II 2016.
Kredit itu nantinya akan disalurkan ke proyek infrastruktur sebesar 76,2%. Porsi sebesar 81% pembiayaan ke infrastruktur merupakan kredit investasi. Untuk amunisi pendanaan, perbankan masih menjadikan dana pihak ketiga (DPK) sebagai andalan.
Bank Mandiri berharap DPK dapat tumbuh pada kisaran 12%. Per Juni 2016, DPK sebesar Rp 691,36 triliun. Bank Mandiri juga akan merilis surat utang hingga Rp 5 triliun.
Head of Treasury BNI Panji Irawan bilang, selain DPK yang ditargetkan tumbuh 10%, BNI juga memproses pendanaan dari pinjaman bilateral antar bank lantaran kebutuhan kredit korporasi bernilai jumbo dan bertenor panjang.
“Selain itu, kami juga masih memiliki negotiable certificate of deposit (NCD) sampai Rp 1 triliun,” kata Panji kepada KONTAN, kemarin.
Asal tahu saja, kredit investasi perbankan tumbuh 12% per Juni 2016. Pencapaian ini tumbuh lebih tinggi ketimbang pertumbuhan sebesar 10% di sepanjang tahun 2015. Di periode sama, kredit konsumsi hanya tumbuh 2,55%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News