Reporter: Astri Kharina Bangun |
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berniat segera menuntaskan rencana pelepasan obligasi rekapitalisasi berstatus Available for Sale (AFS) untuk bisa semakin mendorong ekspansi perusahaan. Saat ini, BMRI masih mengkaji cara apa yang bisa ditempuh.
Direktur Utama Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengungkapkan saat ini ada tiga strategi yang disiapkan Mandiri untuk melepas obligasi rekapitalisasi AFS senilai Rp 54 triliun. Pertama, menjual langsung ke pasar. Kedua, menjual ke Bank Indonesia untuk digunakan sebagai instrumen moneter. Ketiga, mengupayakan agar pemerintah mem-buyback obligasi rekapitalisasi.
"Dengan ketiga upaya itu kami berharap bisa menurunkan level obligasi rekapitalisasi kami. Kalau sudah bisa dijual dana tunainya bisa untuk penyaluran kredit dan meningkatkan fungsi intermediasi Mandiri," ujar Zulkifli, Senin (23/4).
Penjualan obligasi rekap ini perlu dilakukan mengingat yiel-dnya yang menurun sejak perubahan referensi dari SBI 3 bulan menjadi SPN 3 bulan yang yield-nya 3%. Jika obligasi rekap tetap dipertahankan, maka bisa menurunkan kinerja Bank Mandiri.
"Kalau dana pihak ketiga (DPK) deposito dipakai untuk membiayai obligasi rekap sekarang bisa 6% padahal yield SPN 3 bulan 3% dapat terjadi negative spread dari obligasi rekapitalisasi," jelas Zulkifli.
Direktur Keuangan Bank Mandiri menambahkan, saat ini pembicaraan masih dilakukan dengan BI maupun pemerintah mengenai rencana penjualan obligasi rekapitalisasi. Begitu pula dengan niat Mandiri melepas langsung di pasar. Penjualan di pasar bisa ditempuh dengan dua mekanisme. Dijual sendiri atau digabung dengan aset lainnya yang berpotensi dijual kepada investor.
"Kami berharap dalam 6-9 bulan lagi diharapkan sudah bisa ada transaksinya dari ketiga cara itu. Dananya akan masuk ke neraca kami dan membuat aset-aset kami lebih produktif," kata Pahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News