kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.820   -41,00   -0,24%
  • IDX 6.442   73,17   1,15%
  • KOMPAS100 923   0,44   0,05%
  • LQ45 723   -0,82   -0,11%
  • ISSI 202   3,78   1,91%
  • IDX30 377   -0,84   -0,22%
  • IDXHIDIV20 459   0,93   0,20%
  • IDX80 105   -0,21   -0,20%
  • IDXV30 112   0,60   0,54%
  • IDXQ30 124   -0,13   -0,11%

Bank Mandiri revisi target kredit, bank besar lain belum mau mengekor


Rabu, 20 Juli 2011 / 10:38 WIB
Bank Mandiri revisi target kredit, bank besar lain belum mau mengekor
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi dengan kartu atm berchip di salah satu gerai atm di Jakarta, Senin (20/7). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/07/2020.


Reporter: Roy Franedya | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. Memasuki semester kedua 2011, beberapa bank mulai merevisi rencana bisnis bank (RBB). Salah satunya Bank Mandiri. Bank beraset terbesar di Indonesia ini menaikkan target penyaluran kredit menjadi 23%, dari sebelumnya 22%. Revisi lain, memperbesar alokasi kredit dalam valuta asing (valas).

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan, kenaikan target ini lantaran permintaan kredit cukup tinggi dan tren ke depan bakal terus meningkat. "Kami berani menaikkan target karena kredit hingga Juni sesuai yang direncanakan," ujarnya, Selasa (19/7).

Hingga Juni 2011, kredit Bank Mandiri dan anak usahanya (konsolidasi) sudah tumbuh 27% ketimbang Juni tahun lalu yang mencapai Rp 218 triliun. Kredit konsumer, korporasi, dan kredit UMKM menjadi penopang pertumbuhan. Sementara, relokasi penyaluran kredit dari rupiah ke valas disebabkan penyaluran kredit valas tumbuh di luar prediksi. Angkanya akan terus meningkat hingga akhir tahun.

Permintaan kredit valas terutama berasal dari nasabah korporasi di sektor pertambangan dan kelapa sawit serta karet. "Kami mempunyai kelebihan dana valas mencapai US$ 700 juta–US$ 800 juta. Adapun loan to deposit ratio (LDR) valas sudah mencapai 90%–91%," terangnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga akhir Mei lalu, penyaluran kredit perbankan berada di angka Rp 1.889,47 triliun atau tumbuh 23,37% (year on year/yoy). Jika dihitung dari posisi akhir Desember (year to date/ytd), perbankan sudah menyalurkan kredit sebesar Rp 123,61 triliun, tumbuh 7%.

Beberapa bank besar lain mengaku belum berencana mengekor langkah Mandiri, kendati penyaluran kredit mereka sudah tumbuh tinggi. Bank Central Asia (BCA), misalnya, tetap menargetkan pertumbuhan kredit 20% hingga akhir tahun atau setara kredit baru senilai Rp 30 triliun. "Ini sejalan dengan estimasi kami. Belum ada rencana mengubahnya," kata Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja.

Dalam meningkatkan kredit, BCA fokus pada kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Hingga Juni, total kredit KPR mencapai Rp 20 triliun.

Bank Tabungan Negara (BTN) sami mawon. Wakil Direktur Utama Bank BTN Evi Firmansyah mengatakan, pihaknya tidak merevisi, karena target penyaluran kredit BTN sudah tinggi. Tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit naik 53,38% dari Rp 26 triliun. "Karena sudah tinggi, jadi kami belum perlu menaikkan kredit. Pertumbuhan kreditnya masih on the track," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×