Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berkaca pada kondisi ekonomi yang semakin ketat saat ini, Bank Indonesia (BI) selaku pemangku kebijakan makroprudensial pun telah mengeluarkan lima kebijakan baru. Hal tersebut merupakan jurus BI dalam memitigasi perlambatan ekonomi akibat penyebaran virus corona.
Adapun, yang menjadi sorotan antara lain stimulus penurunan giro wajib minimum (GWM) valuta asing (valas) Bank Umum Konvensional dan Syariah dari semula 8% menjadi 4%. Serta penurunan GWM Rupiah sebesar 50 bps kepada bank-bank yang melakukan kegiatan ekspor impor.
Baca Juga: Bank nikmati kelonggaran GWM valas
Salah satu pelaku pasar yakni PT Bank Mandiri Tbk pun menyambut baik kebijakan baru BI. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, pihaknya pun juga telah melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi debitur khususnya yang bergerak di sektor usaha yang terdampak. Semisal, sektor komoditas, pariwisata dan transportasi udara.
"Kami juga melakukan mitigasi risiko melalui pelaksanaan stress test untuk mengukur besarnya dampak CoVid-19 terhadap kemampuan bayar debitur," kata Rohan dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (3/3).
Bank berlogo pite emas ini juga berharap dengan adanya penurunan GWM bagi eksportir dan importir bisa menambah likuiditas valas maupun rupiah.
"Diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut, nilai tukar rupiah dapat terjaga dan Bank Mandiri dapat memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ekspor dan impor nasabah," sambungnya.
Baca Juga: Hadapi Korona, BI Intervensi Pasar Hingga Longgarkan Likuiditas Perbankan
Pun, apabila dampak virus corona terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dikhawatirkan dapat memberikan efek lebih besar pada segmen UMKM akibat penurunan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan beli nasabah.
Dalam kondisi tersebut, Bank Indonesia dapat mempertimbangkan untuk memberikan relaksasi kepada nasabah melalui beberapa cara seperti penurunan Loan to Value (LTV).
Mengenai maraknya penyebaran virus corona, Bank Mandiri masih tetap percaya diri pertumbuhan kinerja masih akan positif.
"Hingga saat ini, kami belum ada rencana untuk melakukan revisi RBB mengingat strategi yang disusun oleh Bank Mandiri masih cukup relevan," jelasnya.
Baca Juga: Pasar keuangan bergejolak, investor lebih pilih emas
Bank bersandi saham BMRI ini juga menyebutkan, sebagai langkah preventif pihaknya telah menyiapkan beberapa skenario dampak covid-19 terhadap kinerja keuangan Bank Mandiri.
Walhasil, Bank Mandiri menargetkan tahun 2020 pertumbuhan kredit di kisaran 8%-10% dengan NPL terjaga di 2,1% hingga 2,3%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News