Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menetapkan tarif baru untuk enam ruas tol trans Jawa. Hal ini membuat pengemudi harus menyiapkan saldo lebih besar di kartu uang elektronik untuk melakukan pembayaran.
Hal ini otomatis memberi keuntungan tersendiri bagi bank penyedia layanan uang elektronik. Salah satu penguasa pasar uang elektronik lewat produk e-money yakni PT Bank Mandiri Tbk mengaku sudah siap untuk menjaring peluang tersebut.
Alasannya, SVP Sales and Transaction Banking Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan tingginya pemakaian e-money di masyarakat menjadi lahan baru bagi Bank Mandiri untuk memperluas penjualan kartu. "Hal tersebut sekaligus menjadi tantangan untuk memberikan layanan tambahan berupa kemudahan top up (isi ulang) saldo," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1).
Untuk menjawab kebutuhan masyarakat saat ini Bank Mandiri juga telah menaikkan limit kartu e-money dari semula Rp 1 juta menjadi Rp 2 juta per kartu. Semakin tingginya saldo kartu e-money dinilai juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi bank. Artinya, Bank Mandiri harus lebih giat melakukan edukasi bagi para nasabahnya agar lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi menggunakan e-money.
Untuk tahun ini Bank Mandiri tetap memasang target penerbitan kartu e-money baru sebanyak 5 juta kartu. Sementara dari segi transaksi, pihaknya memprediksi bakal ada kenaikan sebanyak 30% dibandingkan periode tahun 2018.
Sebagai informasi, hingga akhir Desember 2018, Bank Mandiri telah menerbitkan sebanyak 16,4 juta kartu dengan akseptasi mandiri e-money di lebih dari 45.000 merchant dan 60.000 lokasi top up. Dari jumlah tersebut, frekuensi transaksi Mandiri e-money pada Januari-Desember 2018 telah mencapai 1,1 miliar dengan nominal transaksi Rp 13,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News