Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Mayapada Internasional Tbk berencana menambah modal melalui penerbitan surat utang dan penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada kuartal III-2017.
Direktur Keuangan Bank Mayapada, Hariati Tupang menyebut, total dana yang dibidik dari kedua aksi korporasi tersebut mencapai Rp 2 triliun. Komposisinya masing-masing Rp 1 triliun.
"Kami akan terbitkan Subdebt Bond sebesar Rp 1 triiun, dan rights issue sebesar Rp 1 triliun di akhir tahun," ujar Hariati di Jakarta, Rabu (17/5).
Direktur Utama Bank Mayapada, Haryono Tjahjarijadi menambahkan, dana hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk memperkuat modal perseroan.
Penerbitan obligasi dan rights issue ini dimungkinkan dilakukan dalam jangka waktu yang berdekatan. Meski demikian, perseroan masih akan melihat kondisi pasar sebelum merealisasikan aksi korporasi tersebut. "Kalau rights issue itu pasti, karena itu komitmen dari pemegang saham, kalau obligasi kami masih lihat dulu kondisi pasarnya," jelas Haryono.
Dengan penambahan modal ini, Hariati berharap, pihaknya dapat menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di level 16% pada akhir 2017. Adapun, sampai akhir tahun lalu, CAR Bank Mayapada masih berkisar di level 13,34%.
Sebelumnya, Cathay Life Insurance Co LtdĀ telah melakukan rights issue sebesar Rp 1 triliun lewat penyelesaian pembelian 40% saham Bank Mayapada pada akhir tahun lalu.
Dengan rencana rights issue kembali dan obligasi masing-masing sebesar Rp 1 triliun diperkirakan bank milik konglomerat Tahir ini akan mencapai kepemilikan modal sekitar Rp 10 triliun di akhir 2017 dari nilai modal sebesar Rp 7,4 triliun per akhir tahun lalu. Sementara, modal inti perseroan telah mencapai sekitar Rp 6,2 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan bulanan per Maret 2017, kredit Bank Mayapada tumbuh sebesar 33,77% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 49,12 triliun. Pertumbuhan kredit ditopang kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 26,39% yoy menjadi Rp 57,74 triliun.
Dari sisi perolehan laba bersih, perseroan berhasil meraup laba Rp 310,33 miliar per 31 Maret 2017 atau tumbuh 10,11% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News