Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menutup tahun 2023 dengan kinerja kurang memuaskan dengan mencatatkan penurunan laba bersih, PT Bank Mega Tbk (MEGA) menatap optimistis tahun 2024 dengan target laba Rp 3,8 triliun.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib, sebut pihaknya sudah mengidentifikasi sektor mana saja yang akan digenjot guna memacu pertumbuhan laba di tahun ini.
"Tahun ini ditargetkan laba akan naik dari Rp 3,5 triliun ke Rp 3,8 triliun. Kami melakukan berbagai improvement untuk kredit, kemudian DPK, khususnya dana ritel dan CASA yang akan membuat cost of fund Bank Mega lebih murah," katanya di Jakarta, Jumat (1/2).
Baca Juga: Sejumlah Bank Pacu Kredit Konsumer Melalui Gelaran Pameran
Penyaluran kredit Bank Mega memang terpantau turun 6% secara tahunan dari Rp 70,29 triliun menjadi Rp 66,29 triliun pada tahun 2023. Maka dari itu, Bank Mega akan mendorong penyaluran kredit di tahun ini agar tumbuh 8% yoy menjadi Rp 72 triliun.
Salah satu sektor kredit yang didorong adalah transaksi kartu kredit. Menurut Kostaman kartu kredit Bank Mega adalah salah satu kartu yang terkuat juga di Indonesia karena di-support oleh ekosistem CT Corp.
Kemudian Bank Mega juga akan mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sempat turun 13% yoy menjadi Rp89,43 triliun pada periode tahun 2023. Bank Mega optimistis DPK bisa tumbuh 8% secara tahunan menjadi Rp 97 triliun.
Baca Juga: Bank Mega Bakal Menebar Dividen Rp 2,46 Triliun
Terakhir, Bank Mega berupaya agar tahun ini fee based income mengalami kenaikan. Kostaman sadar bahwa pertumbuhan fee based income jadi salah satu pemicu kenaikan laba bersih karena merupakan pendapatan kedua yang terpenting bagi bank selain interest income.
"Kita coba menaikkan fee based income untuk memperbesar laba, mudah-mudahan Bank Mega bisa mencapai target laba 3,8 triliun di tahun 2024," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News