Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mega Syariah berhasil mencetak kenaikan laba bersih sebesar 6,06% secara year on year (yoy), menjadi Rp 253,19 miliar di tahun 2024.
“Laba bersih itu meningkat 6,06% secara tahunan menjadi Rp 253,19 miliar dibandingkan tahun 2023 yang hanya sebesar Rp 238,72 miliar,” kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo dalam acara Media Gathering Bank Mega Syariah, di Jakarta, Kamis (13/3).
Yuwono mengatakan bahwa peningkatan laba bersih ini mencerminkan keberhasilan strategi Bank Mega Syariah dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan pendapatan dari berbagai segmen bisnisnya.
“Alhamdulillah, di tengah berbagai tantangan, Bank Mega Syariah berhasil menutup tahun 2024 dengan pencapaian yang cukup baik,” imbuhnya.
Sedangkan dari sisi profitabilitas, Yuwono menyebutkan Bank Mega Syariah membukukan laba sebelum pajak penghasilan sebesar Rp 323,22 miliar pada tahun 2024. Angka ini meningkat 5,92% dari Rp 305,16 miliar di tahun 2023.
“Peningkatan ini sejalan dengan pertumbuhan laba usaha yang tercatat sebesar 4,33%,” jelasnya.
Baca Juga: Bank Mega Syariah Berencana Bangun Layanan Bank Emas pada Semester II-2025
Lebih jauh lagi, Yuwono menyebutkan bahwa di sepanjang tahun 2024, total aset Bank Mega Syariah tumbuh lebih dari 21% secara yoy. Pertumbuhan aset ditopang oleh fungsi intermediasi bank yang berjalan dengan baik.
“Sedangkan untuk pembiayaan yang disalurkan Bank Mega Syariah tumbuh 10,45% yoy menjadi Rp 7,72 triliun pada 2024,” ujarnya.
Ia menerangkan pertumbuhan pembiayaan tersebut didukung oleh perluasan portofolio pada segmen komersial dan konsumer, termasuk produk Syariah Card yang mendapatkan respon positif dari pasar.
Adapun pada tahun 2024, jumlah kartu yang diterbitkan oleh Bank Mega Syariah tumbuh lebih dari 272% secara yoy, dengan total pembiayaan yang disalurkan melalui Syariah Card meningkat lebih dari 385%.
Sementara itu, total liabilitas bank Mega Syariah per 31 Desember 2024 mencapai Rp 2,92 triliun. Angka ini tumbuh sebesar 29,48% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,26 triliun.
Yuwono menjelaskan, pertumbuhan liabilitas ini didorong oleh peningkatan produk tabungan wadiah yang merupakan produk simpanan berbiaya rendah, serta kenaikan liabilitas kepada Bank Indonesia guna menjaga likuiditas bank dengan tetap mengoptimalkan efisiensi beban dana.
Selanjutnya: Perluas Akses Investasi Asing, BNI Sekuritas dan CIMB Securities Jalin Kemitraan
Menarik Dibaca: Perluas Akses Investasi Asing, BNI Sekuritas dan CIMB Securities Jalin Kemitraan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News