kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank memacu penyaluran kredit konstruksi


Senin, 13 Januari 2014 / 17:25 WIB
Bank memacu penyaluran kredit konstruksi
ILUSTRASI. Wei Jianjun


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana meningkatkan penyaluran kredit sektor konstruksi tahun ini. Direktur Keuangan dan strategi Bank Mandiri Pahala N. Mansyuri mengungkapkan, akan meningkatkan penyaluran kredit konstruksi khususnya terkait dengan rumah murah program Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).

Pahala bilang, peningkatan penyaluran kredit konstruksi itu ditujukan kepada developer yang masuk dalam katerori pengembang rumah murah sesuai dengan program Kemenpera. "Kami akan upayakan untuk bisa meningkatkan pembiayaan untuk developer rumah murah," ujar Pahala di Jakarta, Senin (13/1).

Penyaluran kredit konstruksi bank pelat merah ini ditargetkan sebesar 18%-20%. Laju kredit konstruksi bakal lebih cepat dibanding target penyaluran kredit Bank Mandiri secara keseluruhan tahun ini yang berkisar antara 16%-18%. 

Meski begitu, Pahala bilang, akan lebih selektif dalam penyaluran kredit konstruksi ini. Apalagi, tren kenaikan bunga acuan yang saat ini berada di level 7,5% akan mempengaruhi suku bunga kredit, termasuk untuk perumahan.

Langkah Bank Mandiri membidik developer sebagai pemain utama pengembang rumah murah, sama dengan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Syariah. 

Direktur Bisnis PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah Imam Teguh Saptono mengungkapkan, tahun ini pihaknya akan masuk pada pembiayaan konstruksi dengan fokus pada developer atau pengembang sektor menengah. "Kami fokus pada pengembang menengah yang mengembangkan town house dengan skala terbatas. Misalnya pengembang dengan lahan tidak lebih dari 2 hektar dengan maksimal 50 unit rumah," kata Imam.

Alasan BNI Syariah hanya fokus pada pengembang tingkat menengah adalah untuk menyebarkan risiko pembiayaan sektor properti. Apalagi, jumlah pengembang segmen ini lebih banyak. Menurutnya, pihaknya ingin menyalurkan pembiayaan kredit konstruksi dengan besaran yang tidak besar namun kepada banyak pengembang. 

Alasan lain, rumah tipe town house itu merupakan rumah pertama bagi masyarakat. Selain itu, perusahaan juga bisa memilih lokasi pembangunan properti sesuai dengan preferensi bank.

"Karena umumnya pembiayaan sektor properti kami adalah murabahah yang konsepnya adalah jual beli rumah. Ini adalah peluang bank syariah untuk meningkatkan untung," ucap Imam.

Catatan saja, kontribusi sektor konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun 2014 ini bisa meningkat. Peningkatan kebutuhan pembangunan infrastruktur di dalam negeri, mendorong perkembangan pasar konstruksi nasional yang berpotensi mencapai nilai Rp 407 triliun pada tahun 2014. 

Pasar konstruksi tersebut berasal dari sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun dengan pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD) serta pinjaman modal dalam negeri dan pinjaman modal asing.

Berdasarkan catatan Badan Pembina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), pada tahun 2013, nilai pasar konstruksi mencapai angka Rp 369 triliun. Angka tersebut naik sekitar 29,9% dari nilai konstruksi tahun 2012 yang sebesar Rp 284 triliun.

Pada 2013 lalu, pasar konstruksi bertumbuh sekitar 29,8% menjadi Rp 369,94 triliun dari tahun 2012 yang sebesar Rp 284,99 triliun. Dilihat dari sisi kontribusi industri konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) juga cenderung bertumbuh dari sekitar 7,07% pada 2009, menjadi 10,54% pada 2013.

Bahkan dalam lima tahun ke depan, pasar konstruksi diperkirakan di perkirakan mencapai Rp 1.000 triliun dengan asumsi tiap tahun terjadi kenaikan pasar sebesar Rp 100 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×