kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank NISP Pilih Tiarap Hadapi Krisis Keuangan Tahun Depan


Jumat, 19 Desember 2008 / 09:02 WIB
Bank NISP Pilih Tiarap Hadapi Krisis Keuangan Tahun Depan


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bank NISP Tbk. mulai bersiap-siap mengantisipasi kemungkinan krisis keuangan global semakin parah tahun depan. Supaya tak terjerat masalah likuiditas, pengelola bank ingin mengerem penyaluran kredit sekaligus menggali lebih banyak dana dari masyarakat. Manajemen memilih cara ini sesuai dengan pengalaman mereka satu dekade silam. Ketika krisis moneter menerpa Indonesia, Bank NISP termasuk di antara bank yang sehat.

Parwati Surjaudaja, pejabat Presiden Direktur Bank NISP mengaku, kedua upaya itu telah menyebabkan rasio penyaluran dana masyarakat ke kredit alias Loan to Deposit Ratio (LDR) bank telah terpangkas. "LDR per akhir September masih di atas 95%. Namun LDR kini sudah turun menjadi 80%," kata Parwati, Kamis (18/12).

Bank memang tak menyetop sama sekali penyaluran kredit. Namun dalam tiga bulan terakhir, Bank NISP sangat selektif menyalurkan kredit. "Kami juga meminta debitur agar mengontrol kredit. Jika tak terlalu membutuhkan, ya tidak usah mengambil," ungkapnya.

Parwati memperkirakan pada tahun 2009 nanti, kredit korporasi bakal sulit untuk tumbuh. Kebanyakan perusahaan di tahun depan akan memilih dana internal daripada pinjaman bank untuk membiayai kegiatan ekspansi "Karena bunga masih tinggi," ujarnya. Pengelola Bank NISP pun memasang target pertumbuhan kredit tahun depan berkisar 10%-15%.

Bank NISP juga terus menjala dana dari masyarakat. Tentu yang menjadi sasaran adalah dana yang biaya perolehannya tak tinggi, seperti tabungan.

Saat ini, dana pihak ketiga (DPK) Bank NISP masih didominasi oleh dana mahal. Sebanyak 55% dana masyarakat berupa deposito. Pengelola NISP berniat mengurangi porsi deposito menjadi 50%.

Sebenarnya langkah mengurangi dana berbiaya mahal ini telah mereka lakukan sejak tahun lalu. Tapi karena beberapa saat lalu, perbankan perang bunga simpanan untuk menarik dana masyarakat, mau tidak mau program pengalihan dana mahal ke dana murah di Bank NISP menjadi tertunda.

NISP sadar betul di tengah krisis seperti ini butuh beking likuiditas yang tebal. Karena itu saat ini mereka telah menyiapkan duit setara kas sekitar Rp 20 triliun. "Dana tersebut kami simpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga lainnya," ungkap Komisaris Bank NISP Pramukti Surjaudaja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×