kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank papan atas siap-siap mengerem kredit demi LDR


Jumat, 02 Mei 2014 / 11:04 WIB
Bank papan atas siap-siap mengerem kredit demi LDR
ILUSTRASI. Cara membuat avatar Instagram.


Reporter: Nina Dwiantika, Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank papan atas mengalami kenaikan rasio pinjaman terhadap simpanan dana nasabah atau loan to deposit ratio (LDR). Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2014, lonjakan LDR terjadi karena kredit tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK).

BRI misalnya, mencatat kenaikan LDR menjadi 92,01% per kuartal I-2014, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 89,62%. Lihat saja, pertumbuhan kredit mencapai 19,7% menjadi Rp 432,43 triliun, sedangkan DPK tumbuh 16,6% menjadi Rp 470,01 triliun.

Achmad Baequni, Direktur Keuangan BRI mengakui, LDR 92% mencapai batas maksimal rasio likuiditas oleh Bank Indonesia (BI). Pihaknya, berencana akan menurunkan rasio LDR melalui pengereman kredit sebesar 15%-17% pada kuartal berikutnya. "Kemudian kami akan mengejar pertumbuhan tinggi pada giro dan tabungan," kata Baequni.

Stategi BRI, meningkatkan jaringan ATM, jalur perbankan elektronik (e-channel) serta merekrut tenaga kerja khusus untuk mencari dana mikro dan ritel. Adapun BRI membukukan pertumbuhan giro sebesar 22,6% menjadi RP 71,02 triliun, kemudian pertumbuhan tabungan sebesar 15,9% menjadi Rp 199,94 triliun, serta pertumbuhan dana deposito tumbuh 15,3% menjadi Rp 199,04 triliun.

Pahala N. Mansury, Direktur Keuangan Bank Mandiri, menyampaikan, pihaknya menargetkan LDR dan menjaga pada level 85%. Di akhir Maret lalu, perusahaan ini mencatat kenaikan LDR menjadi 87,98%, dari posisi 83,46% per kuartal I-2013.

"Cara menekan LDR adalah meningkatkan pertumbuhan DPK pada kuartal III dan kuartal IV sebesar 15%-16%," ucap Pahala.

Bank Mandiri juga akan meningkatkan pelayanan transaksional banking, serta memberikan bunga simpanan yang kompetitif. Adapun, DPK tercatat tumbuh 13,8% menjadi Rp 531,61 triliun per kuartal I-2014, dibandingkan posisi Rp 467,01 triliun per kuartal I-2013.

Padahal, kredit tumbuh 20,1% menjadi Rp 470,42 triliun per kuartal I-2014, dibandingkan posisi Rp 391,64 triliun per kuartal I-2013. Tanpa depresiasi rupiah, kredit Bank Mandiri tumbuh 18%. 

Bank Mandiri juga menjaga laju kredit tak terlalu kencang. "Kami targetkan kredit sebesar 16%-18% pada kuartal II sampai kuartal IV," tambah Pahala.

Kemudian BNI mencatat kenaikan LDR menjadi 88,4% per kuartal I-2014, dibandingkan posisi 82,6% pada kuartal I-2013. Kenaikan ini karena kredit BNI tumbuh 23,3% menjadi Rp 247,12 triliun, sementara DPK hanya tumbuh 12,7% menjadi Rp 273,96 triliun.

Gatot M. Suwondo, Direktur Utama BNI, mengatakan, pihakya akan menjaga rasio LDR pada level 85%-87% pada tahun ini. Caranya, memperlambat laju kredit. Namun, tantangan dari strategi ini yakni akan memperlambat pertumbuhan laba karena bunga kredit tidak bisa naik tinggi.

Bank swasta milik Djarum yakni BCA juga mencatat kenaikan LDR menjadi 77,1% per kuartal I-2014, dibandingkan posisi periode sebelumnya 71,1% per kuartal I-2013. Kenaikan LDR karena, kredit tumbuh 16,7% menjadi Rp 446,99 triliun per kuartal I/2014, sedangkan DPK tumbuh 10% menjadi Rp 406,79 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×