Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus mengoptimalkan digitalisasi layanan di tengah era teknologi informasi. Transformasi digital semakin terakselerasi di tengah pandemi Covid-19. Pembatasan aktivitas sosial membuat masyarakat semakin terbiasa melakukan transaksi secara digital.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, total jaringan kantor bank di Tanah Air per November 2020 mencapai 30.755. Jumlah tersebut telah berkurang 370 kantor dari posisi akhir tahun 2029 yang tercatat sebanyak 31.125 kantor.
Pengoptimalan layanan digital membuat perbankan harus melakukan pemetaan ulang terhadap jaringan kantor yang dimiliki. Kantor-kantor yang dinilai sudah tidak lagi efisien ditutup secara bertahap. Hal ini membuat jumlah kantor perbankan semakin menyusut.
Baca Juga: Optimalkan digitalisasi, jumlah kantor perbankan kian menyusut
Contohnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Tahun lalu, bank ini telah menutup 39 jaringan kantor. Sedangkan kantor cabang baru yang dibuka hanya 10.
Perseroan juga bakal menutup 96% kantor lagi tahun ini dan akan menambah kantor atau merelokasi dari cabang yang tutup sebanyak 22 kantor.
Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir menjelaskan, pengurangan jaringan bisnis tradisional (brick and mortar) merupakan strategi BNI menghadapi perkembangan teknologi perbankan di era digital.
"Pembukaan outlet baru akan dilakukan dengan sangat selektif untuk mengcover zona blankspot yang memiliki potensi bisnis tinggi," ujarnya pada Kontan.co.id, Kamis (18/2)
Saat ini, total jaringan kantor BNI mencapai 2.021. Menurut Ronny, optimalisasi jaringan kantor dan shifting layanan ke digital dapat menciptakan efisiensi yang sangat besar dari sisi biaya jika dibandingkan dengan biaya per transaksi di kantor cabang .
BNI akan terus melakukan peningkatan layanan e-channel dengan penambahan 109 mesin Customer Service BNI SONIC untuk meningkatkan pertumbuhan customer base dan sekitar 4.000 mesin Setor-Tarik (CRM) guna mendukung shifting transaction to digital. Perseroan juga terus menambah fitur-fitur di Mobile Banking dan BNI Direct serta layanan e Channel lainnya.
Baca Juga: Perbankan mulai kurangi kantor dan maksimalkan layanan digital
Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah menutup 82 kantor cabang tahun 2020 dan tahun ini akan menutup 90 kantor lagi secara bertahap. Penutupan kantor itu merupakan bagian dari roadmap digitalisasi cabang-cabang Bank Mandiri.
Bank Mandiri memutuskan menutup kantor cabang tertentu dengan pertimbangan densitas. Penutupan dilakukan dengan penggabungan cabang-cabang yang berdekatan sehingga secara bisnis baik portfolio dan layanan kepada nasabah tetap terjaga dengan baik di cabang terdekat.
Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto menjelaskan, penataan jaringan kantor dilaksanakan sejalan dengan perubahan pola transaksi nasabah yang lebih banyak memanfaatkan sarana transaksi online sebagai dampak dari digitalisasi dan kampanye pembatasan aktivitas sosial guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
"Bank Mandiri terus memperkuat layanan digital dan self service, serta terus melakukan edukasi kepada nasabah terkait layanan digital dan self service Bank Mandiri," jelasnya pada Kontan.co.id, Rabu (17/2).
Namun, Bank Mandiri juga tetap melakukan pembukaan cabang baru secara selektif di wilayah yang masih belum dijangkau selama ini. Tahun lalu, perseroan membuka 8 kantor cabang sehingga total jaringan bank ini per akhir 2020 mencapai 2.510 cabang, yang terdiri dari 140 Kantor Cabang (KC), 2280 Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan 90 Kantor Kas (KK).
Aqua bilang, penutupan sejumlah kantor cabang itu telah menghasilkan mendapatkan penghematan biaya yang cukup material, terutama dari efisiensi biaya sewa dan biaya operasional. Pengurangan cabang tidak serta merta disertai pengurangan pegawai.
Baca Juga: Rancangan Ketentuan Pendirian Bank Digital, Modal Awal Rp 10 Triliun untuk Bank Baru
Sedangkan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) telah menutup 125 kantor cabang yang dinilai tidak efisien sepanjang 2020. Penutupan cabang tersebut juga akan terus berlanjut di tahun 2021. Setidaknya, akan ada 30 kantor cabang yang bakal di tutup pada paruh pertama tahun ini.
Direktur Distribution & Ritel Funding BTN, Jasmin mengatakan, pemetaan kantor cabang dilakukan demi memaksimalkan kinerja perseroan. Beberapa kantor yang ditutup merupakan kantor cabang yang dinilai kurang efektif dan efisien.
Sama seperti bank lainnya, BTN tetap akan melakukan pembukaan kantor baru namun secara selektif di wilayah-wilayah yang belum dijangkau selama ini. Tahun ini, BTN akan membuka 15 kantor cabang di wilayah khusus seperti kawasan industri, perkantoran dan instansi lainnya.
Sementara, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencermati bahwa masih terdapat layanan keuangan oleh perbankan yang belum bisa diganti secara digital seperti pinjaman dalam jumlah besar.
Namun, EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera Haryn mengatakan, BCA akan terus mengevaluasi kebutuhan masyarakat terkait kantor cabang BCA ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News