kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,83   -3,68   -0.40%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Syariah bisa rambah infrastruktur di 2017


Jumat, 11 Maret 2016 / 17:39 WIB
Bank Syariah bisa rambah infrastruktur di 2017


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank syariah berpotensi merambah sektor pembiayaan infrastruktur pada 2017 mendatang. Peluang ini seiring rencana Islamic Development Bank (IDB) mendirikan Islamic Mega Infrastructure Bank di Indonesia pada 2017. Islamic Mega Infrastructure Bank adalah bank non operasional yang khusus menampung investasi di bidang infrastruktur dari berbagai negara.

Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan pendirian Islamic Mega Infrastructure Bank ini merupakan cikal bakal bank syariah bisa masuk ke pembiyaaan infrastruktur pemerintah. Sebab, nantinya, bank syariah bisa menjadi bank pelaksana dalam penyaluran pembiayaan infrastruktur dengan fasilitator dari Islamic Mega Infrastructure Bank. Peran Islamic Mega Infrastructure Bank akan mirip seperti Asian Infrastucture Invesment Bank (AIIB) namun versi syariah.

“Diharapkan pada 2017, bank syariah di Indonesia bisa menggarap 5%-10% dari total proyek infrastruktur pemerintah,” ujar Imam, Jumat, (11/3).

Asal tahu saja, selain berkomitmen membangun Islamic Mega Infrastructure Bank, pada tahun ini, IDB  juga berkomitmen melakukan investasi sebesar US$ 4,6 miliar dalam bentuk pinjaman untuk meningkatkan peran bank syariah di Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pembiayaan infrastruktur oleh bank syariah ini. Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, untuk meningkatkan pangsa pasar bank syariah diperlukan terobosan baru salah satunya adalah berpartisipasi pada pembangunan infrastrukur. “Untuk ini bank syariah harus meningkatkan kapasitas SDM dan teknologinya,” ujar Muliaman, Jumat, (11/3).

Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK Ahmad Buchori mengatakan, terkait pendirian Islamic Mega Infrastructure Bank ini masih menunggu hasil laporan dari konsultan IDB. Nantinya, ada dua opsi terkait lokasi kantor pusat Islamic Mega Infrastructure Bank, yaitu di Jakarta atau di Turki. “Diharapkan keputusannya sudah keluar pada bulan April 2016 ini,” ujar Buchori kepada KONTAN, Jumat, (11/3).

Menurut Buchori, nantinya sumber pembiyaaan infrastruktur dari Islamic Mega Infrastructure Bank salah satunya dengan penerbitan sukuk.

Direktur General Islamic Research and Traning Institute (IRTI) Azmi Omar mengatakan, pendirian Islamic Mega Infrastructure Bank merupakan salah satu komitmen untuk meningkatkan pangsa pasar syariah di Indonesia. Jikan nanti IDB memilih Indonesia sebagai kantor pusat Islamic Mega Infrastructure Bank bisa mengangkat Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia. "Jika Islamic Mega Infrastructure Bank ini bisa terwujud di Indonesia pada 2017, Indonesia akan menjadi cikal bakal hub syariah di Asia Pasifik," ujar Azmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×