Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju ekspansi kredit PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) semakin membaik. Hingga kuartal III 2021, kredit bank pelat merah ini tumbuh 6,03% secara year on year (YoY).
Total outstanding kredit dan pembiayaan BTN per akhir September 2021 mencapai Rp 270,27 triliun , naik dari Rp 254,91 triliun pada September 2020. Penyaluran kredit perseroan terutama ditopang oleh pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) subsidi.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, KPR subsidi BTN tumbuh 11,74% yoy menjadi Rp129,98 triliun pada 30 September 2021. Kenaikan penyaluran KPR Subsidi tersebut membuat Bank BTN masih mendominasi pangsa KPR Subsidi sebesar 86%.
Adapun KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan di level 2,11% yoy. Di segmen non-perumahan, kredit konsumer dan kredit korporasi juga menunjukkan pertumbuhan positif di level masing-masing sebesar 21,28% yoy menjadi Rp 5,79 triliun dan 89,77% yoy menjadi Rp12,15 triliun.
Baca Juga: Laba bersih BTN tumbuh 35,3% pada kuartal III 2021
"Secara keseluruhan, catatan pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN juga berada di atas rata-rata penyaluran kredit perbankan nasional. Data Bank Indonesia merekam pertumbuhan kredit yang disalurkan industri perbankan nasional hanya naik di level 2,21% per September 2021," kata Haru dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/10).
Kualitas kredit juga terus menunjukkan perbaikan hampir di seluruh segmen. Per 30 September 2021, Non-Performing Loan (NPL) gross Bank BTN berhasil ditekan menjadi 3,94% dari 4,56% di periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski NPL berhasil ditekan, namun perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan (coverage ratio) sebesar 1.410 bps yoy menjadi 125,46% pada akhir September tahun ini dari 111,36% di periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Haru, tumbuhnya sektor properti termasuk pembiayaan perumahan juga tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah yang sukses melakukan program vaksinasi nasional dan memberikan stimulus untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Adapun, stimulus yang diberikan pemerintah seperti insentif PPN 0% untuk sektor properti dan kebijakan dana PEN yang ditempatkan di perbankan nasional termasuk Bank BTN telah membuat permintaan pembiayaan rumah meningkat.
Baca Juga: BI perpanjang relaksasi DP 0%, BTN proyeksi KPR bisa tumbuh hingga 12% pada 2022
“Dari dana PEN yang ditempatkan pemerintah sebesar Rp35 triliun, Bank BTN sudah menyalurkan dalam bentuk kredit termasuk KPR Subsidi, KPR Non-Subsidi, kredit ke UMKM, kredit konstruksi, kredit BUMN, dan kredit lainnya senilai total 93,44 triliun,” katanya.
BTN juga berhasil meningkatkan komposisi dana murah (Current Account and Savings Account/CASA). Dari total DPK yang mengalami kenaikan 6,56% yoy menjadi Rp 291,26 triliun per September 2021, komposisi dana murah mengalami peningkatan menjadi 41,53% dari 36,96% di periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun giro dan tabungan mengalami pertumbuhan sebesar masing-masing 16,81% dan 24,55% yoy. “Komposisi CASA yang meningkat tersebut membuat perseroan berhasil menekan turun Cost of Fund (biaya dana) sebesar 170 bps secara tahunan dari 4.98% menjadi 3.28% di September 2021,” katanya.
Baca Juga: IHSG menguat 0,38% ke 6.658 pada Senin (18/10), net buy asing capai Rp 1 triliun
Adanya peningkatan pendapatan bunga bersih dan menurun biaya dana telah mendorong perolehan laba bersih BTN tumbuh 35,32% YoY menjadi Rp1,52 triliun.
Haru menjelaskan, kinerja positif Bank BTN saat ini juga menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Transformasi tersebut, menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi sehingga mendorong pertumbuhan bisnis Bank BTN.
“Dengan transformasi yang dilakukan Bank BTN dan dukungan pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program Pembangunan Satu Juta Rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial,” jelas Haru.
Selanjutnya: Mengelola Komoditas Lewat Bank Emas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News