Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan berupaya menjaga margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) pasca Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-day reverse repo rate (BI7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 4,50%. Pasalnya, beberapa bankir memproyeksikan laju NIM justru berpotensi turun di kondisi saat ini.
Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjelaskan, justru apabila suku bunga acuan naik, NIM cenderung akan tertekan. “Ya tidak naik. Bahkan dalam jangka panjang NIM akan menurun,” ujar Haru kepada Kontan.co.id, Rabu (23/5).
Menurutnya seiring penetrasi bank dalan penyaluran kredit dan penghimpunan dana di kondisi saat ini, NIM rawan akan tertekan. Pun pihaknya akan menjaga NIM tahun ini di level optimal yakni 7,5%. Adapun hingga kuartal I-2018, NIM BRI sebesar 7,42%.
Senada, Eko Gindo, Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin) mengatakan, secara jangka pendek bisa jadi justru NIM malah turun namun dalam satu tahun diperkirakan sudah kembali normal.
“NIM itu ibaratkan selisih dari bunga simpanan dan pinjaman. Sayangnya, kenyataan di market setiap suku bunga acuan naik, otomatis dana pihak ketiga naik,” ujar Eko.
Sehingga NIM justru akan tertekan dengan kondisi seperti itu. Kendati demikian, pihaknya akan berupaya terus tingkatkan NIM. Menurutnya Bukopin akan meningkatkan dana murah serta melakukan penghematan di tempat lain dan efisiensi.
Bukopin menargetkan NIM dapat terus meningkat hingga di atas 3% tahun ini. Adapun hingga kuartal I-2018, NIM Bukopin masih di level 2,75%.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) pun mengungkapkan, kenaikan suku bunga acuan akan lebih berdampak kepada naiknya biaya dana atau cost of fund (COF). Jadi tujuan saat ini bagaimana pihaknya bisa menjaga NIM agar tetap bisa mencapai target.
“Jadi jika BI rate naik, maka cost of fund akan naik, maka kami akan upayakan yield kreditnya bisa naik setara dengan kenaikan cost of fund untuk menjaga NIM,” ujar Iman.
Dengan kata lain, dengan naiknya cost of fund atau biaya dana maka margin bunga akan tertekan sehingga NIM perlu dijaga.
Hingga kuartal I-2018, posisi NIM BTN ada di level 4,21%. Harapannya dapat dioptimalkan di level 4,5% hingga 4,9%. Menurutnya, saat ini untuk meningkatkan NIM pihaknya akan meningkatkan rasio dana murah (CASA) sehingga porsi dana mahal dapat tergantikan dan COF dapat tertekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News