kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir meramal tren biaya dana bakal terus melandai


Senin, 19 Oktober 2020 / 17:23 WIB
Bankir meramal tren biaya dana bakal terus melandai
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BTN


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren biaya dana perbankan atau cost of fund (CoF) di tengah pandemi Covid-19 terus menyusut. Menurut Survei Perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) per kuartal III 2020 posisi CoF perbankan ada di level 5,10%. 

Angka tersebut jauh lebih rendah dari periode setahun sebelumnya yang ada di level 5,97%. Realisasi di kuartal III 2020 juga merupakan yang paling rendah dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, relatif lebih rendah dari perkiraan BI yakni di level 5,21%. 

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini kalau posisi CoF terus mengalami perlambatan. Utamanya hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) khususnya untuk giro dan tabungan atau dana murah (CASA). 

Baca Juga: Bank DBS Indonesia bantu Astra Sedaya Finance mempercepat transformasi digital

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya yang pada akhir September 2020 mencatatkan posisi CoF sudah turun ke level 3,45%. Jauh lebih rendah dari rata-rata industri perbankan. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan posisi itu juga turun 6 basis poin (bps) dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Posisi itu juga lebih rendah dari periode setahun sebelumnya yang ada di level 3,63% atau turun sekitar 18 bps. Walau sudah ada di level yang cukup rendah, bank nomor wahid ini tetap memprediksi kalau biaya dana bakal terus menurun. 

Beberapa faktor penyebabnya antara lain kondisi likuiditas yang saat ini sedang longgar. "Kondisi likuiditas perbankan nasional yang saat ini sedang longgar sehingga berpengaruh kepada counter rate simpanan BRI," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (19/10). 

Hal ini praktis membuat beban bunga yang mesti ditanggung Bank BRI menurun. Dalam laporan keuangan bulan Agustus 2020 total beban bunga perseroan sudah turun 0,94% menjadi Rp 24,83 triliun. Sayangnya, Aestika tidak merinci berapa target CoF yang dipatok perseroan sampai akhir tahun. 

Baca Juga: OJK sarankan pelaku DPLK masuk digitalisasi untuk mengoptimalkan bisnis

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri Bank BTN Nixon LP Napitupulu yang mengatakan CoF perseroan ada di level 5,2% per September 2020. Kendati terbilang tinggi kalau dibandingkan dengan bank sepantaran BTN, posisi itu sudah turun cukup besar menurut catatan perseroan. "CoF sudah turun 70 basis poin dibandingkan akhir tahun," terang Nixon. 

Faktor utama yang membuat CoF turun menurutnya tidak terlepas dari realisasi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 18% secara year on year (yoy). Salah satu penggeraknya yaitu dana giro yang tumbuh 22% secara yoy. 

Realisasi tersebut sedikit memberi pengaruh pada kinerja Bank BTN. Hal ini bisa dilihat dari beban bunga Bank BTN yang menurun dari Rp 10,96 triliun di Agustus 2019 menjadi Rp 10,59 triliun akhir Agustus 2020 lalu. 

Bukan hanya bank-bank besar saja yang mengaku biaya dana sudah menyusut. PT Bank Ina Perdana Tbk yang berada di kelompok BUKU II dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun pun merasakan hal serupa. 

Baca Juga: OJK: Bisnis DPLK masih lebih baik dibanding sektor IKNB lainnya di saat pandemi

Direktur Utama Bank Ina Daniel Budirahayu per September 2020 posisi CoF perseroan ada di kisaran 5,5%-5,7%. Kendati terbilang tinggi, di tahun ini pihaknya mengaku lebih leluasa dalam mengurangi beban bunga terutama di dana mahal. "Bank Ina mencoba menaikkan posisi CASA untuk mengurangi biaya bunga," katanya.

Bukan cuma itu, tren penurunan suku bunga yang berlanjut sampai saat ini seiring dengan pencairan kredit yang melambat juga sedikit banyak memberi dampak pada melandainya beban bunga perseroan.

"Bunga deposito kami turunkan secara bertahap, sementara penurunan bunga kredit disesuaikan dengan faktor risiko kredit yang masih meningkat," pungkasnya. 

Selanjutnya: CIMB Niaga Auto Finance catat pertumbuhan pembiayaan 4,51% yoy per September

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×