kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir sebut tren restrukturisasi terus melandai sejak akhir 2020


Kamis, 04 Februari 2021 / 17:32 WIB
Bankir sebut tren restrukturisasi terus melandai sejak akhir 2020
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi di?kantor cabang BNI, Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

Di samping itu, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, berdasarkan survei perseroan di tahun 2020 lalu ada banyak kredit yang dilnasi oleh nasabah. Mayoritas pada kuartal IV 2020. 

Sebelumnya, bank berlogo pita emas ini juga mengatakan kalau permintaan restrukturisasi paling tinggi terjadi pada kuartal II tahun 2020 lalu. Terutama setelah OJK mengeluarkan POJK 11/2020 terkait keringanan bagi debitur terdampak Covid-19. Adapun, pada tiga bulan terakhir posisinya menurut Darmawan terus mengalami penurunan. 

Setali tiga uang, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengumumkan telah melakukan restrukturisasi sebanyak Rp 57,5 triliun kepada 330.381 debitur. Setara 22% dari total kredit perseroan di tahun lalu. 

Nah, dari jumlah itu 82% diantaranya merupakan debitur KPR perseroan. "Sebanyak 80% sampai 82% ini KPR, ini memang diarahkan untuk debitur KPR yang paling banyak," ujar Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu. 

Sementara dari kelompok bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat nilai restrukturisasi tertinggi. 

Direktur Utama BRI Sunarso menjelaskan hingga akhir tahun lalu pihaknya sudah memberikan restrukturisasi senilai Rp 188,6 triliun kepada 2,83 juta debitur. 

Baca Juga: Ada debitur restrukturisasi berisiko tinggi, begini proyeksi NPL bank BUMN tahun ini

Walau jumbo, Sunarso membeberkan jumlah itu telah menurun dibandingkan angka pada bulan-bulan sebelumnya. Menandakan kalau permintaan restrukturisasi kredit terus melandai. 

"Ini sudah menurun. Sebelumnya mencapai Rp 193 triliun, ternyata yang direstrukturisasi banyak yang bangkit dan normal maka outstanding yang kita restrukturisasi turun menjadi Rp 188,6 triliun," kata Sunarso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI secara daring, Selasa (2/2) lalu. 

PT BPD Sumatera Utara Tbk juga membenarkan kalau tren restrukturisasi perlahan melandai. Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar mencatat per Desember 2020 realisasi restrukturisasi perseroan sudah berjumlah Rp 1,7 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 6.276. 

Nah, menariknya di bulan Januari 2021, Bank Sumut menyebut permintaan tersebut berangsur turun. Catatan perseroan menunjukkan, jumlah restrukturisasi di bulan Januari 2021 hanya berjumlah Rp 17,3 miliar kepada 78 debitur. 

"Permintaannya melandai (tidak sebesar tahun lalu)," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/2). 

Selanjutnya: Kinerja di 2020 jeblok, ini kata analis soal prospek saham bank BUMN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×