kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bantu dorong ekonomi, Artajasa sediakan solusi untuk perlancar sistem pembayaran


Selasa, 11 Februari 2020 / 16:05 WIB
Bantu dorong ekonomi, Artajasa sediakan solusi untuk perlancar sistem pembayaran
ILUSTRASI. Artajasa dorong pertumbuhan ekonomi dengan penyediaan solusi dan infrastruktur untuk memperlancar sistem pembayaran.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam masyarakat yang kian berkembang,  bank dan lembaga keuangan berperan penting sebagai mediator antara pihak yang memiliki dana dan yang membutuhkan dana. Ekosistem ini kemudian berkembang dengan melibatkan perusahaan teknologi finansial. Di antara berbagai pelaku ekonomi tersebut terdapat sistem pembayaran yang memungkinkan aliran transaksi dana terjadi.

Baca Juga: Alokasikan Rp 50 miliar, Mandiri Capital akan investasi ke tiga start up tahun ini

Sebagai perusahaan yang terlibat dalam sistem pembayaran, Artajasa selama 20 tahun ini berperan dalam melakukan switching dan penyedia jasa pembayaran.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/2). manajemern Artajsa bilang hasil wawancara mendalam dengan eksekutif bank swasta dan syariah di Indonesia menunjukkan bahwa Artajasa berperan meningkatkan layanan kepada nasabah dan mendukung digitalisasi bank yang memungkinkan perbankan meningkatkan pendapatan mulai fee based income hingga bunga.  Eksekutif bank swasta dan syariah juga memandang Artajasa sebagai partner dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Berdasarkan studi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di penghujung 2019, indeks literasi keuangan di perkotaan mencapai 41,41%, dan inklusi keuangan ya mencapai 83,60%. Adapun indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat perdesaan adalah 34,53% dan 68,49%. Data tersebut menunjukkan sebenarnya masih cukup banyak masyarakat yang unbanked.

Kemudian wawancara mendalam yang dengan eksekutif perusahaan fintech menyebutkan keberadaan Artajasa memungkinkan mereka memberikan opsi layanan pembayaran lebih banyak dan interkoneksi dengan bank-bank di Indonesia. Dengan kata lain memberikan use case bagi user mereka.

Baca Juga: Multifinance bisa tarik kendaraan kredit macet pasca putusan MK soal fidusia, asal..

Hal ini meningkatkan daya tarik bagi non-user untuk menjadi user aplikasi fintech. Selain itu, mereka melihat Artajasa sebagai partner dalam meningkatkan transaksi non-cash atau dalam menyukseskan Gerakan Nasional Nontunai

Dalam salah satu wawancara dengan eksekutif fintech remittance, Artajasa dinilai memiliki peran dalam memperlancar aliran dana remittance dari luar negeri ke Indonesia. Dengan kata lain, Artajasa memiliki peran dalam memperlancar masuknya devisa ke Indonesia.

Hasil sementara survei kepada end user, memperlihatkan respon positif terhadap layanan yang diberikan oleh Artajasa. Mereka merasakan layanan transaksi elektronis yang diberikan sudah cukup sesuai dengan kebutuhan dan aman. Hal ini tentunya menambah keyakinan end user untuk melakukan transaksi elektronik. 

Eksekutif bank swasta dan syariah, fintech, serta akademisi berharap Artajasa dapat berinovasi dalam hal teknologi dan layanan yang mengikuti perubahan zaman. Sebagai contoh dengan mengimplementasikan QRIS, ataupun penerapan teknologi blockchain.

Baca Juga: Sediakan fitur paylater, ini bunga dan biaya yang dikenakan Traveloka

Dengan adanya inovasi yang berkelanjutan memungkinkan Artajasa dalam menjawab berbagai tantangan. Berdasarkan data di 14 negara maju, biaya sistem pembayaran berkisar  1% hingga 1,5% dari Produk Domestik Bruto. Indonesia, dengan karakteristik negara kepulauan dan infrastruktur yang jauh dari ideal, memiliki estimasi biaya dari sistem pembayaran melampaui angka benchmark tersebut.

Di samping itu terdapat transaction cost yang terikat dengan pembayaran berupa cash yang menambah biaya dari sistem pembayaran tersebut. Biaya tersebut dapat diturunkan jika pembayaran berbasiskan cash dialihkan menjadi pembayaran elektronik. Dengan kata lain, peningkatan electronic payment akan berakibat pada turunnya transaction cost sehingga perekonomian akan efisien.

Di samping penurunan biaya sosial dan transaksi, kesejahteraan sosial (social welfare) dapat meningkat dengan berkurangnya transaksi non-elektronis. Penelitian lain menunjukkan peningkatan transaksi elektronis akan mendorong pertumbuhan ekonomi (PDB) dan menurunkan harga (inflasi).

Baca Juga: Hindari masalah soal fidusia, bunga multifinance bisa saja naik

Artajasa dalam usianya yang ke-20 di bulan Februari tahun 2020 ini, telah memainkan peran sebagai katalis dalam peralihan ini dengan menyediakan jasa pembayaran elektronis dan switching yang memungkinkan transaksi elektronis terjadi dengan akurat, cepat, dan aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×