Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) tidak buru-buru menentukan bank yang akan menjadi target akuisisi. Pengalaman membentuk BCA Syariah dan anak usaha asuransi, yang menjadi alasan bank milik Grup Djarum ini.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA bercerita, pihaknya membutuhkan waktu yang lama untuk merealisasikan pertumbuhan anorganik melalui akuisisi. "Waktu BCA Syariah saja hampir dua tahun baru terealisasi. Begitu juga saat mendirikan perusahaan asuransi," terang Jahja, pekan lalu.
Selain itu, Jahja juga bilang, BCA masih terus memantau situasi dan kondisi perekonomian Indonesia. Alasan-alasan itu tentu saja agar BCA bisa mendapat perusahaan target yang sesuai dengan rencana bisnis dan pas dengan budget yang disiapkan.
Sejatinya, BCA sudah mulai melirik beberapa bank dengan kategori bank umum kelompok usaha (BUKU) 1 dan 2 atau bank yang memiliki modal mulai di bawah Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Bahkan, Jahja optimistis, pihaknya tidak cuma mengakuisisi satu bank, tapi hingga dua bank. "Kami incar bank yang berfokus di sektor perdagangan. Maunya sih kami bisa akuisisi dua bank," terang Jahja.
Saat ini, rencana akuisisi tersebut sudah masuk dalam rencana bisnis bank (RBB) BCA tahun 2015. Dengan begitu, kata Jahja, akuisisi bisa langsung dilakukan jika kesempatan muncul dan tidak perlu lagi merumuskan rencana kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, Jahja juga bilang, akuisisi bank incaran bakal terjadi jika harga yang ditawarkan cocok dengan apa yang diinginkan BCA. "Yang penting, harga tidak mahal dan cocok juga dengan bisnis kami. Jika ada bank murah yang kami akuisisi, nanti pasti valuasinya akan naik," ucap Jahja.
Sebelumnya, Jahja mengatakan, bank dengan kategori BUKU 1 yang dilirik BCA adalah bank dengan rekam jejak kinerja yang bagus dan dijual dengan harga yang tidak terlalu mahal. BCA tengah meneliti bank-bank kategori BUKU 1 dengan price book value (PBV) antara 1 sampai dengan maksimum 2.
Jahja bilang, tahun ini merupakan peluang yang baik bagi bank dengan kode emiten BBCA ini untuk mengakuisisi bank kecil lainnya. Sebab, PBV perbankan sedikit melandai lantaran kinerja perbankan tahun 2014 kemarin, kurang moncer. Bahkan, BCA sudah menyiapkan total dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk rencana anorganik.
Dana itu termasuk untuk suntikan dana kepada anak-anak perusahaan BCA. "Kami sediakan Rp 1,5 triliun, termasuk untuk anak usaha. Saya perkirakan anak usaha hanya butuh Rp 500 miliar. Jadi sediakan Rp 1 triliun untuk akuisisi bank baru," ujar Jahja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News