Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 telah mendorong peningkatan akseptasi transaksi digitalisasi. Tak mau kehilangan momentum, sejumlah perbankan akan melakukan penguatan modal bagi anak perusahaan yang bergerak di sektor digital.
PT Bank Central Asia Tbk misalnya, akan menambah modal bagi Bank Digital BCA.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan hal ini seiring dengan rencana BCA membawa anak perusahaan ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga dua tahun mendatang.
“Sebab bila ingin IPO, maka harus sizeable. Kalau terlalu kecil maka dipandang sebelah mata oleh orang. Sehingga konsekuensinya harus ada tambahan modal untuk Bank Digital. Berapa besarnya, nanti kami sampaikan,” ujar Jahja pada minggu lalu.
Baca Juga: Laba sederet bank besar tumbuh tinggi pada semester I, ini pendorongnya
Sedangkan untuk anak perusahaan lainnya, Jahja menilai di tengah pandemi ini relatif tidak membutuhkan modal. Namun, ia memastikan bila anak perusahaan memiliki strategi pengembangan usaha, maka BCA siap menyuntik tambahan modal.
Bank Digital BCA, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh BCA, juga baru saja meluncurkan aplikasi digital yang bernama blu, dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada segmen milenial dan digital savvy, serta menjawab tantangan kompetisi digitalisasi di segmen pasar generasi muda yang kini mendominasi demografi penduduk di Indonesia.
Sebagai tahap awal, blu mengeluarkan sejumlah produk tabungan kreatif, yaitu bluAccount untuk rekening transaksi utama; bluSaving yang merupakan tabungan untuk berbagai macam kebutuhan; bluGether sebagai tabungan bersama dengan nasabah lain. Layanan inter-bank transfer secara online dari rekening blu ke BCA, atau sebaliknya, dapat dilakukan secara aman dan mudah.
Baca Juga: Bank-bank besar panen laba di semester I 2021
Sedangkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memilih memperkuat anak perusahaan yang bergerak di sektor modal ventura. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi anak perusahaan Mandiri Capital Indonesia (MCI) yang sudah banyak berinvestasi di e commerce, fintech, dan startup.
Perusahaan yang menjadi portofolio MCI pun kini memiliki nilai valuasi yang semakin baik di tengah perkembangan di industri keuangan yang terus meningkat. “Tentu dengan adanya dinamika teknologi saat ini, kami pasti ada tambahan modal khusus Mandiri Capital Indonesia,”ujar Darmawan.
Hingga saat ini, Mandiri Capital telah mengucurkan dana investasi lebih dari Rp 1 triliun ke fintech di Indonesia. Baru-baru ini, MCI juga melakukan tambahan investasi strategis di Bukalapak. Selain itu MCI juga memiliki portofolio iSeller, Mekari, Cashlez, Amartha, Yokke, Privyid, Pten, DAM, Moka, Koinworks, Investree, LinkAja, Crowde, dan Halofina.
Selanjutnya: Masih pandemi, BCA tidak andalkan kontribusi laba dari anak perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News