kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BCA getol kucurkan kredit antar bank, ini kata manajemen


Jumat, 05 Juni 2020 / 17:45 WIB
BCA getol kucurkan kredit antar bank, ini kata manajemen
ILUSTRASI. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tengah getol menyalurkan kredit antar bank. Dalam dua minggu terakhir, bank swasta terbesar di tanah air ini sudah mengucurkan kredit Rp 3 triliun kepada dua bank.

Penerima pinjaman tersebut adalah PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk (SDRA) senilai Rp 2 triliun pada 20 Mei 2020. Serta kepada PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) senilai Rp 1 triliun pada 3 Juni 2020.

Baca Juga: Bank Ina Perdana patok pertumbuhan kredit satu digit di tahun ini

Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja bilang pinjaman tersebut diberikan lantaran kedua bank tadi merupakan debitur loyal perseroan. “Kalau ada yang membutuhkan, dan sudah langganan dengan kami, ya pasti kami kasih,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/6).

Lebih lanjut, Jahja menampik kucuran kredit tersebut terkait dengan skema bank jangkar. Asal tahu, selain empat bank pelat merah, cuma BCA yang berpotensi dipilih jadi bank jangkar.

Sayangnya, ia juga enggan mengomentari perkembangan soal bank jangkar dan keterkaitannya dengan perseroan. Alasannya saat ini belum ada peraturan pelaksana terkait skema bank jangkar.

Sementara dalam keterangan ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (5/6) Direktur Bank QNB Windiarto Tabingin bilang pinjaman dari Rp 1 triliun dari BCA bakal digunakan untuk memperkuat usaha, sekaligus likuiditas perseroan.

Baca Juga: Jadi milik Grup Salim, Bank Ina jajaki sinergi dengan Indogrosir dan Indomaret

“Dengan masuknya pinjaman dana tersebut, diharapkan pula berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan secara makro,” ungkapnya.

Adapun Direktur Business Support Bank Woori Sadhana Priatmadja menyatakan pinjaman berupa fasilitas kredit modal kerja tersebut memang direncanakan untuk mendukung likuiditas perseroan, terutama mengerek net stable funding ratio (NSFR).

Sadhana bilang, efek pinjaman modal kerja lebih besar terhadap NSFR dibandingkan melalui skema pasar uang antar bank (PUAB). Sepanjang 2020 NSFR perseroan memang sedikit tergerus, per Maret 2020 sebesar 104,57%, sedangkan akhir tahun lalu berada pada level 107,11%.

Baca Juga: BCA kucurkan pinjaman Rp 1 triliun kepada Bank QNB

Penurunan terjadi akibat meningkatnya biaya dana pada tahun lalu.

“Jika melalui PUAB, efek kepada NSFR tidak besar. Pinjaman tersebut memang diniatkan untuk memenuhi NSFR kami. Selain itu, pemegang saham juga berkomitmen membantu likuiditas kami jika dibutuhkan. Sedapat mungkin kami akan memenuhi likuiditas tanpa skema bank jangkar,” katanya kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×