Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menilai prospek penyaluran kredit konsumer masih lambat tahun ini. Bank swasta terbesar di tanah air ini hanya menargetkan kredit di segmen ini tumbuh sekitar 5%-10%.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, kredit konsumer masih lemah terutama karena pasar mobil tahun lalu masih negatif sehingga masih akan sulit untuk tumbuh tinggi tahun ini. "Jadi diperkirakan kredit konsumer masih lemah tahun ini," ujarnya di BSD, Jumat (21/2).
Baca Juga: BCA akan ganti direksi April nanti, dua nama ini bakal masuk?
Tahun lalu, perusahaan kredit konsumer BCA juga hanya tumbuh mini yakni 4,3% year on year (YoY) menjadi Rp 158,3 triliun. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) KPR tumbuh 6,5% menjadi Rp 93,7 triliun dan kartu kredit tumbuh 9,4% menjadi Rp 13,1 triliun. Sedangkan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) turun 1,1% menjadi Rp 47,6 triliun.
Santoso Liem, Direktur BCA menambahkan, kredit konsumer yang masih akan tumbuh bagus tahun adalah kartu kredit. Dia perkirakan baki debet kartu kredit masih bisa tumbuh sekitar 11%-12%, dan volume transaksinya bahkan bisa naik lebih tinggi lagi di kisaran 13%.
KPR juga dinilai masih bisa tumbuh dengan baik karena pasar untuk segmen menengah ke bawah masih tinggi. Oleh karena itu, BCA akan fokus menyasar segmen tersebut atau dengan kisaran harga properti Rp 300 juta -Rp 1 miliar.
Baca Juga: BCA bidik transaksi Rp 5 Triliun selama penyelenggaraan BCA Expoversary
BCA juga mengkhawatirkan merebaknya wabah virus corona di China bisa mengganggu segmen konsumer. Hingga Februari 2020, bahan baku industri memang belum terganggu karena pelaku bisnis telah mempersiapkan stok jauh-jauh hari untuk mengantisipasi libur Imlek di China.