Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) pada Jumat (29/6) menaikkan suku bunga acuan BI 7DRR rate dari 4,75% menjadi 5,25%. Direktur Utama PT Bank Central Asia Syariah (BCA Syariah) John Kosasih mengatakan, kenaikan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan biaya dana. Sebab menurut John teori supply and demand pun berlaku. Namun demikian, John mengaku likuiditas BCA Syariah masih aman.
"Namun demikian bagi hasil memang berpotensi naik dan berdampak kepada pembiayaan. Kami terus monitor perkembangannya. Mengenai kapan dan berapa besar kenaikannya, kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan bank. Keputusan kami belum final," ujar John kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).
Per Juni 2018, non performing financing (NPF) BCA Syariah terkendali di 0,7%. Selain itu, John bilang per Juni 2018, aset tumbuh 18,6% secara tahunan atau year on year (yoy), dan melesat profit 25,5% yoy.
Sedangkam pembiayaan tumbuh 21,8% yoy dari pembiayaan Juni 2017 sebesar Rp 3,87 triliun, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 22% yoy dari DPK Juni 2017 sebesar Rp 4,23 triliun.
"Kami akan berupaya pada tahun ini pertumbuhan pembiayaan dan DPK di rentang 15%-20%. Saat ini pembiayaan kami mayoritas di produktif dengan komposisi 90% dan sisanya konsumer. Dari total, porsi UMKM di 22%. Kami akan mendorong konsumer,UMKM, komersial. Infrastruktur juga akan menjadi salah satu pipeline di BCA Syariah," pungkas John.
Strategi BCA Syariah pada tren peningkatan suku bunga acuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News