Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membantah isu bahwa Taspen dan Taspen Life akan menyelamatkan Jiwasraya.
Sebelumnya menurut sumber Kontan Taspen dan Taspen Life akan "mengambil alih" bisnis Jiwasraya, khusus untuk pengelolaan nasabah ritel asuransi tradisional Jiwasraya.
Cara ini sebagai parasut agar pemegang polis yang jumlahnya mencapai sekitar 5 juta tetap bisa mengakses layanan kesehatan. Arya Sinulingga Juru Bicara Kementerian BUMN membantah atas kabar tersebut.
Baca Juga: Ini tujuh hal yang harus dicermati dari kasus Jiwasraya
Menurut Arya, saat ini skema penyelamatan Jiwasraya melalui holding asuransi. Induk usaha bisa saja menyuntik atau dari anak anak usaha yang lain untuk menyokong Jiwasraya. Apalagi belum tentu induk usaha holding BUMN tersebut secara keuangan lebih besar dalam penyuntikan modal.
"Nah, dengan disatukan akan lebih besar kapitalisasinya dan mudah mencari dana. Sehingga bisa menguat bila mencari ke bank pasti akan mau begitu juga dengan investor,"kata Arya Sinulingga kepada Kontan.co.id, di kantor Kementerian BUMN, Senin (23/12).
Menurut Arya, apakah Jiwasraya akan berutang terhadap holdingnya ini, itu bisa diatur karena sebelumnya ada solusi rekstrukturisasi dan menjual Jiwasraya Putra. Sementara itu Arya bilang untuk siapa yang menjadi induk holding masih dalam tahap pengkajian.
Baca Juga: Jokowi akan setujui holding asuransi untuk selamatkan Jiwasraya
"Yang akan menjadi subholding itu banyak, dari semua asuransi BUMN,"jelas Arya.
Sumber Kontan tersebut juga mengatakan, pada hari ini akan diadakan rapat Taspen dan Taspen Life soal penyelamatan Jiwasraya. Namun, saat dikonfirmasi hari ini, Taspen dan Taspen Life tidak membenarkan kabar tersebut.
Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan,"Benar ada rapat, tapi rapatnya umum tidak spesifik,"jelasnya.
Direktur Utama Taspen Life Maryoso Sumaryono mengatakan, "saya bahkan tidak tahu kabar itu, tidak benar kabar skema penyelamatan Jiwasraya melalui Taspen Life,"katanya.
Baca Juga: Dorong talenta anak bangsa, pemerintah hadirkan MTN. Apa itu?
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus AJJI Budi Tampubolon mengatakan, kasus yang menimpa Jiwasraya ini segera dapatkan solusi. Budi khawatir ini akan memengaruhi industri asuransi jiwa lainnya.
"Kami berharap anggota kami yang sedang mengalami sedikit catatan dan kesulitan ini bisa segera dapat solusinya. solusinya itu yang bisa diterima oleh semua pihak. seperti perusahaannya, pemegang sahamnya, dan nasabahnya. jangan sampai ada pihak yang dirugikan,"kata Budi Tampubolon.
"Karena apabila solusi dari masalah ini lama, untung saat ini belum terkena imbas kepada industri asuransi jiwa. namun bila 1-2 tahun lagi belum ada solusi, yang kami semua khawatirkan adalah industri asuransi jiwa kena imbasnya semua. jadi posisi kami hanya berharap agar segera ada solusinya,"tambahnya.
Baca Juga: Monolog di Hari Ibu, Sri Mulyani hampir menitikkan air mata
Budi mengaku, meskipun demikian, premi industri asuransi jiwa tetap tumbuh secara industri sebesar 2% di Kuartal III 2019. Dan kemampuan membayar manfaat asuransi kepada nasabah sama sekali tidak terkena imbasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News