kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beragam jurus bank menghadapi persaingan berebut dana murah


Senin, 29 November 2021 / 07:45 WIB
Beragam jurus bank menghadapi persaingan berebut dana murah


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank menengah besar melihat potensi pertumbuhan dana murah tahun depan masih cukup besar sejalan dengan pengembangan digitalisasi yang dilakukan.

Tahun ini, bank-bank ini berhasil menorehkan peningkatan rasio Current Account Saving Account (CASA) yang cukup signifikan.

Meskipun potensinya masih besar, namun persaingan memperebutkan dana murah semakin tinggi. Pasalnya, bank-bank kecil yang bertransformasi jadi bank digital marak menawarkan produk tabungan dengan bunga tinggi belakangan.

BRI memproyeksi akan fokus untuk terus menumbuhkan rasio dana murah. Per September 2021, porsi CASA bank ini telah mencapai 59,6% terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Ke depan, bank ini akan meningkatkan rasionya hingga mencapai 60%-65%.

Baca Juga: Transaksi cash management terus meningkat, ini strategi Bank Mandiri

Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI mengatakan, peningkatan dana murah akan dilakukan melalui inovasi untuk menciptakan transaksi berbasis CASA  dengan menjadi sumber pembayaran pada platform ekosistem digital.

"Strateginya di antaranya melalui pembukaan rekening digital saving yang saat ini tumbuh 460% yoy, serta pembaharuan fitur Super Apps BRImo. Selain itu, mendorong transaksi melalui penguatan payroll integrated system serta B2B platform on boarding," kata Aestika pada Kontan.co.id, Jumat (28/11).

BRI juga akan terus melakukan perluasan kolaborasi dengan payment gateway serta principal internasional. Terkait persaingan dana murah, Aestika menilai memang perlu diatur oleh regulator agar lembaga keuangan dapat sustain dan nasabah tidak dirugikan.

Senada, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memandang perlu ada regulasi untuk menjaga level kompetisi yang sehat dalam menjaring likuiditas mengingat saat ini  mulai marak bank melakukan pemasaran produk tabungan dengan tingkat suku bunga relatif tinggi.

Menurutnya, ini perlu agar persaingan tetap sehat sehingga penyaluran kredit tahun depan bisa tetap dipertahankan dengan suku bunga rendah sebelum adanya kenaikan suku bunga The Fed.

Baca Juga: Awas pinjol ilegal, cuma 104 yang berizin & terdaftar OJK per 24 November 2021

Per kuartal III 2021, dana murah BNI tumbuh pesat di mana rasio CASA telah mencapai 69,6%. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu baru mencapai 65,3%. Ini membuat biaya dana perseroan turun ke level terendah dalam 10 tahun.

BTN juga akan terus memupuk dana murah guna bisa memberikan pembiayaan  dengan bunga yang lebih rendah lagi tahun depan.

"Tahun depan, porsi CASA ditargetkan dikisaran 45%. Target sasaran BTN secara komposisi akan lebih ke nasabah segmen retail dibanding menyasar segmen atas yang sensitive rate," kata Jasmin Direktur Distribusi dan Pendaan Ritel BTN.

BTN tidak akan bersaing dari sisi rate dalam menjaring dana. Strategi perseroan untuk mendorong dana murah di antaranya memperkuat payroll di segmen kelembagaan, mendorong transaksi nasabah melalui mobile banking, serta menambah  fitur transaksi dan program loyalty.

Bank CIMB Niaga melihat prospek pertumbuhan dana murah masih besar. Perseroan tidak akan ikut berkompetisi dari sisi rate dalam mendongkrak CASA ke depan.

"Kami yakin kapabilitas digital yang sudah kami kembangkan akan meningkatkan layanan sehingga nasabah akan bertambah dan setia bertransaksi di CIMB Niaga. Ini yang akan membantu kami meningkatkan dana murah," kata Direktur Strategy, Finance & SPAPM CIMB Niaga Lee Kai Kwon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×